Cari Blog Ini

Jumat, 11 November 2011

Hanya Mendata Nama dan Email Anda..Uang Menunggu

Dapatkan uang yang banyak dari website Anda, 100% profit milik Anda
sendiri.
Tak Perlu JUALAN APAPUN! Cukup Input Data Email SAJA. Itu saja yang
kita lakukan.
Jangan Mau Terkecoh dengan Isu dan omongan yang TIDAK TERBUKTI.
Mari Lihat Fakta di situs resmi kami.
Jangan AMBIL RESIKO IKUT SEMBARANG BISNIS ONLINE, mari bekerja dengan
cerdas
untuk mendapatkan uang dgn MUDAH, hanya bisnis kami yang legal dan
satu-satunya
di Indonesia.
Silahkan mengisi Email valid Anda dan nama Anda untuk mengakses situs
resmi kami di http://www.penasaran.net/?ref=zzzzc8

Sabtu, 16 Juli 2011

AYO SURVEY,SALAH SATU DARI PROGRAM FACEBOOK,ASYK BANGET .

Keterangan Aplikasi
AyoSurvei adalah aplikasi facebook yang melayani perusahaan/organisasi/lembaga survei dengan menyelenggarakan survei/polling dan menyampaikan suara/pendapat membernya untuk pengembangan produk dan pelayanan lebih baik. AyoSurvei akan menyiapkan survei/polling berdasar kriteria yang telah ditetapkan oleh klien AyoSurvei, kemudian member yang memenuhi kriteria tersebut akan berpartisipasi dengan cara menjawab survei/polling tersebut.
Member AyoSurvei akan memperoleh insentif/reward/komisi berupa uang yang dapat anda cairkan setelah mencapai batas minimal pencairan. Besarnya insentif/reward/komisi bervariasi tergantung kompleksitas survei dan jumlah pertanyaan. Member AyoSurvei juga akan memperoleh tambahan 20% dihitung dari perolehan member lain yang bergabung melalui program referal. 
Adapun Keterangan Lengkap sbb:
1.Apakah ayosurvei? ayosurvei adalah aplikasi facebook yang melayani perusahaan/organisasi/lembaga survei dengan menyelenggarakan survei/polling dan menyampaikan suara/pendapat anda untuk pengembangan produk dan pelayanan lebih baik.                                                                                                                      2.Siapa saja pihak yang menggunakan ayosurvei? ada 2 pihak, yaitu anda sebagai responden/partisipan dan pihak perusahaan/organisasi/lembaga survei sebagai klien ayosurvei.
3.Bagaimana cara kerja ayosurvei? Ayosuvei akan menyiapkan survei/polling berdasar kriteria yang telah ditetapkan oleh klien kami, kemudian apabila anda memenuhi kriteria tersebut maka anda bisa berpartisipasi dengan cara menjawab survei/polling tersebut.
4.Apa manfaat ayosurvei untuk perusahaan/organisasi/lembaga survei sebagai klien ayosurvei? Klien ayosurvei memperoleh pendapat dan saran berharga dari anda dalam pengembangan produk dan layanan mereka.
5.Apa manfaat ayosurvei untuk saya sebagai responden/partisipan? Anda akan memperoleh insentif berupa uang yang dapat anda cairkan setelah mencapai batas minimal pencairan.
6.Apa yang dimaksud survei/polling menurut AyoSurvei? Survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif, biasanya dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui: siapa mereka, apa yang mereka pikir, rasakan, atau kecenderungan suatu tindakan. Saat ini AyoSurvei baru menyediakan metode penelitian secara kuantitatif dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tertutup kepada responden.
7.Mengapa saya memperoleh imbalan untuk menyampaikan pendapat dengan mengisi survei/polling? Klien ayosurvei bersedia mengeluarkan dana untuk meyakinkan konsumen bahwa produk/layanan mereka adalah yang terbaik. Mereka mencapai hal tersebut dengan cara memahami bagaimana anda berpikir dan berbelanja. Keseluruhan pendapat anda bisa membantu perusahaan untuk meningkatkan produk dan layanan mereka.
8.Berapa insentif/imbalan yang saya peroleh? Anda akan memperoleh insentif untuk setiap survei/polling yang anda ikuti. Besarnya insentif bervariasi tergantung kompleksitas survei dan jumlah pertanyaan. Sebagai ilustrasi, untuk 25 pertanyaan dengan tingkat kesulitan sedang, anda akan memperoleh Rp 10.000,-. Anda juga akan memperoleh 20% dari perolehan responden yang berhasil anda referensikan kepada kami.
9.Apakah ini MLM? money game? skema piramida ponzi? Apakah AyoSurvei akan membuat kaya raya mendadak? Bukan. Anda tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun. Anda hanya cukup menjawab pertanyaan yang ada dan mendapat komisi untuk itu. AyoSurvei tidak akan membuat anda kaya-raya mendadak. Besarnya komisi yang anda terima tergantung pada banyaknya survei yang diikuti oleh anda dan referal anda.
10.Bagaimana jika jawaban saya salah? Apakah tetap memperoleh komisi? Tidak ada jawaban salah pada AyoSurvei. Jawaban anda adalah pendapat anda, dan kami menghargai apapun pendapat anda. Semua jawaban adalah benar dan akan memperoleh komisi. Pendaftaran
Ø  1.Apakah saya dikenai biaya untuk mendaftar menjadi responden? Anda tidak dikenai biaya apapun. Keanggotaan ayosurvei adalah 100% gratis.
Ø  2.Bagaimanakah caranya mendaftar sebagai anggota? Buka menu Profil, lengkapi data profil anda dengan data yang akurat, kemudian klik tombol simpan.
Ø  3.Mengapa saya harus mengisi data pribadi? Informasi ini akan digunakan untuk menentukan apakah anda memenuhi kriteria sebagai peserta dari setiap survei yang ada.
Ø  4.Apakah saya boleh mendaftar lebih dari 1 account? Tidak boleh. Kami secara berkala akan memeriksa setiap member yang terdaftar. Apabila kami menemukan anda melakukan kecurangan dan anda tidak bisa memberikan justifikasi dalam batas waktu yang ditentukan, maka keanggotaan anda akan dihapus.
Ø  5.Apakah anggota keluarga saya juga dapat mendaftar? Boleh, tetapi kami hanya menerima 1 anggota untuk setiap alamat tempat tinggal.
Ø  6.Apakah anak-anak dapat mendaftar sebagai anggota? Tidak, kami hanya menerima anggota yang telah memiliki tanda pengenal (KTP/SIM/Pasport) Profil:
1)   1.Bagaimanakah cara merubah profil saya? Buka menu Profil, rubah profil anda dengan data yang akurat, kemudian klik tombol simpan.
2)   2.Dapatkah saya mengundurkan diri apabila saya sudah mendaftar? Ya, dengan cara menghapus aplikasi ayosurvei dari Facebook anda. Survei :
ü  1.Bagaimanakah cara mengikuti survei? Buka menu survei, klik tombol "ikuti" untuk mengikuti survei. Jika tombol "ikuti" tidak ada berarti profil anda tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan survei tersebut.
ü  2.Apa saja yang akan menjadi materi survei? Survei kami dirancang untuk mengumpulkan pendapat tentang berbagai produk dan jasa. Kami mungkin perlu pendapat anda tentang apa pun mulai dari shampo, deterjen, kosmetik, alat kesehatan, hingga pilihan politik. Klien ayosurvei akan menentukan topik dan kualifikasi untuk masing-masing survei.
ü  3.Apakah saya harus mengikuti semua survei yang saya terima? Tidak. Anda bisa saja tidak mengikuti survei walaupun anda memenuhi kriteria menjadi peserta. Anda dipersilakan mengikuti survei hanya jika anda berkenan mengikutinya.
ü  4.Bagaimana atau kapan saya akan menerima sebuah survei? Kami mentargetkan berbagai kelompok responden sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh klien kami. Jika profil anda sesuai dengan kriteria survei tertentu, anda dapat berpartisipasi mengikuti survei. Jika anda memenuhi syarat untuk dan berhasil menyelesaikan survei, kami akan menambahkan komisi anda sesuai jumlah yang dijanjikan dalam informasi survei secara otomatis.
ü  5.Mengapa saya tidak dapat mengikuti survei? Karena profil anda tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan klien kami
ü  .6.Seberapa sering saya bisa mengikuti survei? Kami secara berkala akan menampilkan survei baru sesuai kebutuhan klien kami. Selain itu, kesesuaian profil anda dengan kriteria yang ditetapkan klien akan menentukan seberapa sering anda bisa mengikuti survei.
ü  7.Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu survei? Waktu yang dibutuhkan bervariasi tergantung banyaknya pertanyaan dan tingkat kesulitannya. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1 survei berkisar antara 10-30 menit. Sedangkan untuk polling sederhana dibutuhkan waktu sekitar 1-5 menit. Referal :
·         1.Bagaimana cara saya agar bisa mengajak orang lain menjadi anggota ayosurvei? Pada menu referal, kami menyediakan tools yang bisa digunakan untuk mengajak orang lain menjadi anggota ayosurvei. Tools berupa tombol "share" ke wall anda, tools untuk invite, dan link yang bisa anda tampilkan pada blog, email, maupun forum.
·         2.Bagaimana cara melihat siapa saja yang telah bergabung melalui referal saya? Informasi tersebut ada pada menu referal.
·         3.Apakah saya mendapatkan insentif dari orang yang mendaftar melalui referal saya? Apabila orang yang bergabung melalui anda (downline anda) berhasil menyelesaikan survei, maka anda akan memperoleh insentif sebesar 20% dari nilai komisi survei. Insentif ini tidak akan mengurangi komisi yang diterima oleh downline anda. Mereka tetap akan menerima komisi secara utuh
·         .4.Mengapa jumlah referal saya menurun? Hal ini bisa terjadi karena downline anda kami hapus keanggotaannya. Kami sangat berhati-hati dalam melakukan ini dan biasanya terjadi apabila ditemukan anggota yang mendaftar lebih dari 1 keanggotaan. Kontes :
v  1.Seberapa sering anda mengadakan kontes? Intensitas kami dalam mengadakan kontes disesuaikan dengan kebutuhan kami untuk perbaikan ayosurvei.
v  2.Berapa lama setiap kontes berlangsung? Lama kontes berbeda-beda tergantung jenis kontesnya.
v  3.Apa hadiah yang saya peroleh ketika memenangkan sebuah kontes? Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk anda tetapi hadiah dari kontes akan disesuaikan dengan tingkat kesulitan kontes. Pembayaran
v  1.Kapan saya mendapatkan pembayaran? Anda akan memperoleh pembayaran setelah komisi yang anda terima melampaui batas minimal pembayaran. Kami melakukan pembayaran secara berkala setiap hari sabtu.
o   2.Bagaimana cara anda membayar saya? Saat ini kami memiliki 3 metode pembayaran. Metode pertama adalah dengan transfer ke rekening bank anda. Metode kedua adalah dengan melalui paypal. Metode ketiga adalah melalui weselpos. Anda bisa mengatur preferensi anda dalam menerima pembayaran pada menu "Pembayaran". Kami sedang mempertimbangkan metode pembayaran yang lain seperti voucher belanja, pulsa handphone.
o   3.Apakah ada jumlah minimal untuk memperoleh pembayaran? Ya, ada. Anda bisa menentukan sendiri jumlah minimal pembayaran anda dari menu "Pembayaran". Lain-lain :
*      1.Jika saya memiliki jadwal sibuk, apakah saya punya cukup waktu untuk melakukan hal ini? Kelebihan survei online adalah keleluasaan dalam menentukan waktu. Anda bisa mengikuti survei kapan saja dan dimana saja selama survei tersebut masih berlaku.
*      2.Apakah informasi pribadi saya aman? Semua informasi pribadi yang diberikan kepada ayosurvei adalah sangat rahasia dan tidak akan dibagi dengan 3 pihak. Informasi yang kami berikan kepada klien kami hanyalah jawaban dari survei yang telah anda selesaikan.
*      3.Bagaimana jika koneksi internet saya kurang bagus dan terputus ketika saya belum selesai menjawab semua pertanyaan? Anda bisa melanjutkan kembali mengikuti survei setelah koneksi internet anda terhubung kembali. Kami memberikan waktu 24 jam untuk anda menyelesaikan survei yang anda ikuti.
P
Adapun lebih jelas buka weblinknya di www.ayosurvei.com/?ref_id=100001987461741

domastaliliyard: Linggih Warga Bendesa Gerih

domastaliliyard: Linggih Warga Bendesa Gerih

domastaliliyard: Linggih Warga Bendesa Gerih

domastaliliyard: Linggih Warga Bendesa Gerih

Senin, 30 Mei 2011

SEJARAH SINGKAT DESA GERIH


Desa Gerih terletak di wilayah kedinasan Perbekelan Abiansemal,Kecamatan Abiansemal,Kabupaten Badung. Keperbekelan Abiansemal terdiri dari dua desa adat,yakni Desa Adat Abiansemal dan Desa Adat Gerih.Secara geografis desa adat Gerih adalah desa pertanian.Karena diapit oleh tanah pertanian yang subur.Utara dan barat dan selatan  desa terbentang sawah yang luas,disebelah timur desa tegalan yang cukup luas.Diapit oleh dua buah sungai,Sungai Ayung dan Sungai Bangiang.Jarak ke Kepala Desa hanya 3 km.Jarak ke Kecamatan 5 km. Jarak ke Kabupaten Badung 5 km.
Nama Desa Gerih,dijumpai dalam Prasasti Bendesa Gerih yang berangka tahun icaka 1181,dan Prasasti itu bercap Majapahit.Dalam Prasasti itu tertulis menggunakan bahasa Jawa Kuna (Kawi Bali),…Dalam Sagening memerintahkan I Gusti Ngurah Mambal dan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet untuk pergi ke barat Swecapura,bersamaan dengan itu pergi pula cucunya Pasek Gelgel,Pasek Gaduh,Ki Sangging,Pande Tohjiwa,Ki Majengan,Temesi. I Gusti Ngurah Mambal menetap di pradesa Mambal, dan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet melintas sungai Ayung dan menetap di pradesa Grih (hurup Bali) dan selanjutnya I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet menjadi akuwu di Tegal Lumbung (Grih).Keturunan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet,yang bernama Si Gde Duwara melanjutkan tugas ayahandanya menjadi Bendesa Grih untuk selamanya.
Grih ditengarai berasal dari bahasa Sansekerta Gr (kamus bahasa Sansekerta berarti “palace”= tempat tinggal ),Bahasa Kawi Gr berati “wesma”= tempat tinggal. Selanjutnya keturunan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet menggunakannya sebagai keturunan” Ki Bendesa Gerih” atau Bendesa Gerih untuk selamanya. Jadi nama Desa Grih lama kelamaan menjadi Gerih.
Desa Gerih terletak antara kerajaan Ubud disebelah timur,Kerajaan Mengwi di sebelah Barat dan Kerajaan Badung di sebelah selatan. Akuwu Tegal Lumbung (Gerih) memiliki tempat yang sangat strategis bagi ketika kerajaan itu.Desa Gerih menjadi rebutan ketiga kerajaan itu karena ,”wus punika malih ngewangun kayangan tiga,bale agung,gunung agung,muang pura melanting,muah pura taman kahyangan tiga kaparabin taman langgsia,puput pangaskaraning pura terepti kang pradesa,pada tan hana mambek iersia maling tan hana,palawija pada mupu,Sira Bendesa manggeh ngemban desa ning desa.Tan hana musuh saking dura negara “ Bendesa Gerih dalam keadaan sejahtera.
Kesejahteraan itu cukup lama dinikmati oleh seluruh warga.Namun ketika tahun 1876 terjadi perselisihan antara Kerajaan Badung dan Mengwi  yang berakibat terjadinya perang besar-besaran.Desa Gerih yang ketika itu dibawah kerajaan Mengwi ,para manca ikut berperang melawan “sikep” Badung.Kerajaan Mengwi kalah karena Ida Cokorde Mengwi   I Gusti Ngurah Agung Made wafat di Mengwitani,maka terjadilah penjarahan terhadap harta benda penduduk yang kalah perang. Desa Gerih menjadi bulan-bulanan sikep Badung dan akhiranya Desa Gerih dikuasai oleh sikep Badung (terdiri dari Sikep Tegal,Sikep Peguyangan,Sikep Padangsambian),seluruh harta benda dan desa dikuasai sepenuhnya.Ketika itu di tahun 1876 seluruh warga akuwu Tegal Lumbung ( Gerih) mengungsi ke desa-desa di seluruh Bali dengan “nyineb wangse”agar tidak diketahui oleh musuh. Sebagian ada yang menetap di Semate.Warga yang di Semate inilah kelak setelah aman kembali ke Desa Gerih dan mulai membangun desa Gerih kembali,dan sebagian besar menetap di  Br.Umahanyar,salah satu banjar dari tiga banjar yang ada yakni Banjar Tegal,Banjar Peguyangan .
Pada tahun 1945-1956 oleh Punggawa Distrik Abiansemal I Gusti Agung Gede Mayun  mengangkat salah satu warga Desa Gerih untuk dipercaya memimpin Desa Abiansemal-Gerih menjadi sebuah Perbekelan yakni I Gde Tunas,beliaulah pejabat pertama Perbekel Desa Abiansemal-Gerih.Suatu kebetulan pengangkatan itu permulaan terjadinya jaman revolusi pisik untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan Belanda yang sebut NICA.Masyarakat Desa Gerih ambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan itu. Desa Gerih terhimpun dalam perjuangan kemerdekaan dan bergabung dengan laskar “W4” yang berkedudukkan di Gerih. Akibatnya seluruh warga Desa Gerih di jemur oleh NICA di Latu.Banyak putra bangsa yang gugur,dan yang dinobatkan menjadi pahlawan bangsa,antara lain I Gde Layod,I Gde Lemuh,I Wayan Cokot,I Made Mirib,dan sekarang dikuburkan di Taman Pujaan Bangsa Margarana. Tahun 1956 Desa Gerih menjadi Desa Adat dibawah Perbekelan Abiansemal,dengan Kelian Desa I Gde Tunas.Dan Kelian Dinas saat itu Pekak Warni dan I Wayan Rawa.
Tahun 1966 terjadi perobahan pemerintahan akibat terjadinya Gerakan G-30-S/PKI,Desa Adat Gerih tak luput dari perobahan itu.Yang terlihat jelas terjadinya perombakan Banjar yang pada mulanya tiga Banjar yakni Banjar Tegal,Banjar Peguyangan, Banjar Umahanyar ,dirobah menjadi dua Banjar yaitu Banjar Dirgahayu, dan Banjar Purwakerta,dengan alasan efektif dan efisien.
Demikianlah selintas kilas Sejarah Desa Gerih beserta perkembangannya.

Selasa, 10 Mei 2011

Membaca Bhagawad Gita Sama dengan Sembahyang

Oleh I Ketut Wiana
Adhyesyate ca ya imam
dharmyam samvadam avayoh
jnyanayadnyena tena'ham
istah syam iti me matih
.
(Bhagawad Gita XVIII.70).
Maksudnya: Dia yang senantiasa membaca percakapan suci kami ini (Bhagawad Gita) Aku anggap dia menyembah Ku dalam wujud Jnyana Yadnya (Yadnya dengan ilmu pengetahuan).
TRADISI membaca pustaka suci Bhagawad Gita nilainya sama dengan sembahyang memuja Tuhan. Setiap hari membaca Bhagawad Gita itu adalah sebagai suatu yadnya yang disebut Jnyana Yadnya. Apa yang dinyatakan dalam pustaka suci Bhagawad Gita itu adalah sabda Tuhan yang maha suci dan indah. Keindahan susunan kata-kata dalam hagawad Gita itu adalah bukan keindahan yang kosong atau keindahan hanya untuk keindahan. Keindahan kata-kata yang tersusun menjadi syair-syair sakral itu adalah keindahan untuk mengalirkan nilai-nilai kebenaran Weda sabda Tuhan kepada umat yang mau meyakini dan mendalaminya.
Demikian juga kalau syair suci Bhagawad Gita itu dikidungkan dengan Metrum Anustup. Syair Sansekerta dengan jumlah delapan suku kata umumnya tergolong metrum atau sejenis wirama yang tergolong anustup. Tidak banyak syairnya sampai sebelas suku kata yang tergolong tristup. Kalau tepat caranya melantunkan syairnya sebagai nyanyian suci, hal itu akan dapat menggetarkan daya spiritualitas. Memang tujuan Bhagawad Gita disampaikan pada Arjuna untuk membangkitkan kesadaran Arjuna dari keragu-raguan menghadapi Brata Yuda. Artinya kata-kata suci yang dirangkai menjadi syair-syair indah itu dapat menggetarkan hati nurani pembacanya sehingga muncul pikiran yang cerah dan mendalam.
Dengan aluran lagu suci dengan metrum anustup itu dapat menyejukan hati. Kondisi alam pikiran seperti itu akan dapat menghapus keragu-raguan dalam hidup. Dalam Bhagawad Gita IV.40 ada dinyatakan bahwa dunia ini bukan untuk mereka yang ragu-ragu. Munculnya keragu-raguan itu karena struktur alam pikiran tidak normatif. Idealnya struktur alam pikiran adalah indria yang sehat sempurna berada dibawah kendali pikiran (manah). Sedangkan pikiran yang cerdas berada dibawah kendali kesadaran budhi.
Dengan struktur yang demikian itu kesucian atman akan terpancarkan mewujudkan alam pikiran yang cerah. Selanjutnya kesucian atman pun akan mencerahkan kesucian pikiran, perkataan dan kebenaran perbuatan. Tujuan membaca dengan berulang-ulang sloka demi sloka Bhagawad Gita atau syair suci sabda Sri Krisna ini untuk menghilangkan keragu-raguan dalam hidup (samsya tma vinasyati). Menghilangkan keragu-raguan itu tidaklah gampang. Membutuhkan usaha yang terus menerus melakukan pencerahan diri.
Salah satu caranya denga terus menerus membaca pustaka Bhagawad Gita ini dan juga pustaka suci Hindu yang lainnya. Membaca-baca pustaka suci setiap hari terutama Bhgawad Gita adalah tergolong Resi Yadnya. Dalam Agastya Parwa dinyatakan sbb: ersi yadnya ngaranya kapujan sang pandita muang sang wruh ring kalingganing dadi wang. Artinya: Resi yadnya namanya berbakti pada Sang Pandita dan orang yang paham akan hakekat jadi manusia. Mengenai teks yang menyatakan: muang sang wruh ring kalingganing dadi wang, menurut pemahaman Prof. Dr. Ida Bagus Mantra bahwa teks tersebut harus diterjemahkan dengan setiap hari membaca teks-teks kitab suci seperti Bhagawad Gita ini sebagai bentuk bhakti kita pada Tuhan dan para Resi yang menyampaikan sabda Tuhan tersebut kepada umat.
Para resilah yang menyebarkan dengan cara-cara yang amat bijak sabda suci Tuhan itu pada umat manusia. Berbakti pada para Resi tersebut dengan ikut menyebarkan ajaran suci itu setidak-tidaknya pada diri kita sendiri terlebih dahulu. Setelah kita tidak ragu-ragu lagi dalam menjalani hidup ini barulah kita akan mantap menyebarkan kebaikan itu pada lingkungan sosial yang lebih luas. Menyebarkan ajaran suci yang terdapat kitab suci tergolong jnyana yadnya. Melakukan yadnya dengan jnyana nilainya dinyatakan lebih mulia dari Yadnya dengan harta benda.
Demikian dinyatakan dalam Bhagawad Gita IV.33. jnyana itu adalah ilmu pengetahuan suci yang dapat memberikan kesadaan rohani. Kehidupan duniawi ini akan menjadi cerah untuk memperoleh kebahagiaan apabila dikendalikan oleh kesadaran rokhani. Dari kesadaran rokhani tersebutlah berbagai dinamika hidup di bumi ini dapat diarahkan menapaki tahapan hidup Catur Asrama mencapai tujuan hidup yang disebut Catur Purusa Artha.
Membaca sloka demi sloka pustaka Bhagawad Gita sama dengan sembahyang. Hal ini tentunya jangan dibuat berdikotomi antara sembahyang dan membaca sloka Bhagawad Gita. Sembahyang dan membaca sloka tersebut seyogianya dipadukan sehingga memberi manfaat lebih dalam. Puja, japa dan seva dalam menghadapi kali yuga ini akan lebih efektif kalau didahului dengan membaca sloka Bhagawad Gita. Zaman kali prioritas beragama ditekankan pada puja artinya berbakti pada Tuhan.
Japa artinya mengucapkan mantram Weda dengan berulang-ulang. Dalam Sarasamuscaya 369 ada dinyatakan: palawuywa luyning kojaran sang hyang mantra japa ngaranya. Artinya: mengucapkan mantra dengan berulang-ulang itu japa namanya. Dengan membaca sloka-sloka Bhagawad Gita dengan sikap bhakti itu juga tergolong Japa. Hal itu di samping memberikan kita pengetahuan yang diutarakan dalam sloka-sloka Bhagawad Gita, sekaligus nilai spiritualnya kita akan dapat raih tahap demi tahap. Hal inilah yang menyebabkan nilai berulang-ulang membaca Bhagawad Gita setara dengan sembahyang.
Pencerahan demi pencerahan akan diraih kalau sloka-sloka Bhagawad Gita itu dibaca berulang-ulang. Apa lagi membacanya itu dengan sistem berkelompok disamping secara sendiri. Dengan berkelompok setiap sloka yang dibaca di dharma tulakan dengan renungan mendalam. Sloka-sloka Bhagawad Gita itu banyak juga kaitannya dengan ceritra Itihasa dan Purana. Cerita itihasa dan purana ada beberapa episodenya menjadi latar belakang perayaan hari raya Hindu di India maupun hari raya Hindu di Bali. Apalagi karya sastra Jawa Kuno memiliki keterkaitan dengan Bhagawad Gita tersebut. Pencerahan jiwa, ilmu pengetahuan dan keindahan yang akan didapatkan dengan membaca sloka-sloka Bhagawad Gita itu

Sabtu, 07 Mei 2011

Terjemahan BABAD KI BENDESA GERIH


Pujaan hamba yang pertama kali tertuju pada beliau yang sudah mencapai kelepasan (Moksa,ngilen).Dan lagi kepaaaaaada Bhatara yang sudah diresapi oleh kebenaran,kesadaran kebahagiaan
Seperti halnya terutama beliau Bhatara Kawitan yang dengan senang hati menganugrahi dan maafkanlah hamba,semoga tiada halangan,seluruh keturunan  Ki Bendesa Gerih,inilah nasehat atau Bisama Bendesa Gerih

Pada masa pemerintahan Dalem Segening di Swecapura ,disebutlah bahwa I Gusti Agung Pangeran Tangkas dinobatkan sebagai mahapatih dan pemuka pemerintahan.

Pada kala itu Ida Dalem menyelenggarakan upacara yadnya Pujawali Krama di Besakih,upacara yadnya itu adalah Eka Dasa Ludra.Ida Dalem Segening bersama keluarga keraton ketika itu menetap di Besakih,karena mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan yadnya.Entah berapa bulan lamanya.

Untuk mengisi kekosongan pemerintahan di Swecapura,Ida Dalem memerintahkan dan menunjuk I Gusti Agung Pangeran Tangkas menjalankan pemerintahan sebagaimana mestinya,dan sebelumnya Ida Dalem berkenan memberikan petunjuk-petunjuk bagaimana menjalankan pemerintahan supaya aman.Sebagai kepala keamanan Puri Swecapura meliau menugaskan Ki Mekel Gebagan sebagai pembantu I Gusti Agung Pangeran Tangkas.Selama beliau menjabat sebagai kepala pemerintahan,ketika itu wilayah kerajaan menjadi aman,karena beliau melaksanakan apa yang telah dititahkan oleh Ida Dalem,di samping beliau juga memadukan apa yang telah dilaksanakan dan menjadikan kebijaksanaan raja-raja terdahulu.
 Tiada diceritakan berapa lama Ida Dalem Segening menyelenggarakan upacara yadnya, maka selesailah sudah rangkaian upacara yadnya di Pura Besakih.Ida Dalem kembali menuju keraton Puri Swecapura. Setibanya beliau di Balai pertemuan,alangkah girang hati beliau,dengan tersenyum gembira manakala melihat suasana Keraton dalam keadaan aman serta tiada bedanya ketika beliau meninggalkan kerajaan terdahulu.
Diceritakan setelah Ida Dalem kembali ke Swecapura,maka I Gusti Agung Pangeran Tangkas menyerahkan kembali tampuk pemerintahan kepada Ida Dalem dan I Gusti Agung Pangeran Tangkas kembali menjabat sebagai patih dan beliaupun pulang ke karang Kepatihan untuk melaksanakan tugas sebagaimana biasa. Sekembalinya ki Pangeran Tangkas ke Karang Kepatihan,dijadikan kesempatan baik oleh Ki Mekel Gebagan yang selama ini ditugaskan sebagai kepala keamanan bersama teman-temannya mengadakan pesta pora dengan disertai mabuk-mabukan.Prilakunya ini menyebabkan Ida Dalem Segening amat murka,karena melalaikan tugas dan kewajiban seeperti yang dititahkan,akibat prilakunya ini ia patut dikenai danda pati.
Atas kebijaksanaan para pejabat keraton,akibat perbuatan Ki Mekel Gebagan yang menyebabkan wilayah keraton kurang aman,maka ia dijatuhi hukuman mati. Agar hukuman mati ini tidak menggemparkan maka Ida Dalem mengutus Ki Mekel Gebagan untuk menyampaikan swalapatra kehadaapan Ki Patih Pangeran Tangkas,dengan membungkus surat bertuliskan ajuawera atau sangat rahasia.Adapun bunyi surat ,” pa – pa – nin – nga – tu – se – li – ba – ne – te –tihyang artinya  orang yang menyerahkan surat ini agar dihukum mati oleh Pangeran Tangkas  karena sangat besar dosanya.
Orang yang diutus itu adalah Mekel Gebagan, dengan senang hati ia melaksanakan titah Ida Dalem.Sebagai abdi Dalem ia mohon pamit dengan langkah panjang menuju Karang Kepatihan.Tidak diceritakan dalam perjalanan.
Diceritakan I Gusti Agung Pangeran Tangkas sekembalinya dari Swecapura,beliau bertempat tinggal di Puri Kertalangu menggantikan I Gusti Pinatih yang kala itu sudah pergi karena dikalahkan oleh Bekis.
Dikisahkan selama I Gusti Agung Pangeran Tangkas memerintah beliau dianugrahi seorang putra yang lahir dari keturunan Arya Kanuruhan diberi nama I Gusti Tangkas Dimade,dan juga bergelah Ki Lukung Sakti.
Dalam pemerintaha beliau I Gusti Agung Pangeran Tangkas negeri dalam keadaan aman sentosa.beliau sangat masyur dalam olah tata praja, serta dicintai oleh masyarakat dan keluarganya.
Dikisahkan kembali orang yang melaksanakan titah Dalem, dialah Ki Mekel Gebagan.Tidak dikisahkan bagaimana perjalanannya sejak meninggalkan Keraton.Kini telah memasuki wilayah Kepatihan Kertalangu, perjalanannya sampai pada tujuan karena adanya petunjuk dari seorang Brahmana,ketika Brahmana itu menanyakan akan tujuan perjalanannya.
Utusan itu menjawab bahwa ia sedang melaksanakan titah Dalem Segening untuk menyampaikan sepucuk surat kehadapan beliau I Gusti Agung Pangeran Tangkas. Karena keingintahuan Sang Brahmana tentang maksud surat, maka diminta surat itu, kemudian dibacanya. Beliau sangat memahami isi surat itu,maka atas petunjuk Sang Brahmana, Ki Mekel Gebagan disuruh menunggu waktu yang tepat,yaitu pada saat tengah hari barulah surat itu boleh diserahkan kepada Pangeran Tangkas.Demikianlah hasil keputusan perundingan kedua orang itu.
Sebagaimana di Karang Kepatihan,Pangeran Tangkas istirahat setelah melaksanakan tugas sebagai maha patih. Beliau tertidur nyenyak di pamereman.Sedangkan putra beliau yang bernama I Gusti Tangkas Di Made,sejak muda remaja tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan kuat,yang memiliki kegemaran menyabung ayam, kala itu beliau duduk di Balai Peninjauan sambil mengelus-elus ayam kurungannya.
Tiba-tiba datanglah Ki Mekel Gebagan dengan girang hati,lalu mennghormat dan menyampaikan maksud kedatangannya ke Puri serta menanyakan di mana ayahandanya.Ki Lukung Sakti menceritakan bahwa ayahannda sedang tidur di peraduan, dan tidak berkenan membangunkannya. Oleh karena ayahandanya dalam keadaan tidur lelap.Mekel Gebangan menyampaikan maksud kedatangnya adalah untuk menyampaikan surat.Surat itu agar disampaikan kepada ayahandanya.
Selanjutnya Mekel Gebagan mohon pamit .Dengan tergesa-gesa dan sambil berlari-lari kecil manuju ke luar desa,entah kemana .Sepeninggal Ki mekel Gebagan,Ki Agung Pangeran Tangkas telah bangun dari peraduannya,kira-kira pukul dua sore. Pada saat itu putranya menyampaikan surat yang dititipkan Ki Mekel Gebagan kepada ayahandanya.Pangeran tangkas membuka surat itu dan langsung dibacanya. Setelah membaca dan memahami maksud surat yang di kirim oleh Ida dalem.Seketika itu juga wajah beliau menjadi muram,seperti bunga pucuk merah yang sedang diremas,betapa marah dan dukanya beliau. Agak lama beliau merenungkan maksud surat serta berpikir tentang kesalahan apa yang telah diperbuat oleh putranya selama ini.Pikiran beliau gundah gulana.
Sebaliknya putranya Ki Lukung sakti menjadi heran tatkala menyaksikan kesedihan ayahnya,lalu memberanikan diri untuk bertanya,apa yang menjadi sebab kesedihan yang secara tiba-tiba dialami olah ayahandanya.
Dengan senyum pahit yang dipaksakan Ki Pangeran Tangkas dengan suara memelas beliau berusaha bersabda dengan disertai cucuran air mata karena kasih sayangnya beliau kepada putra yang satu-satunya ini.Dengan suara yang menyayat hati disampaikan isi surat pemberian Dalem Segening kepada putranya.
Wahai anakku Ki Lukung Sakti I Dewa,alangkah amat sedih hatiku memikirkan nasibmu. Hanya nandalah satu-satunya keturunanku.Berdasarkan isi surat Dalem Segening yang disampaikan oleh utusan itu,…”barangsiapa yang menyampaikan surat  Dalem kepadaku,haruslah dibunuh,karena dosanya amat besar terhadap negara.Apabila ayahanda minta ampuman beliau,maka sebagai sangsinya ,tidak urung semua keturunan Tangkas akan dimusnahkanoleh Ida Dalem.
Demikianlah setelah mendengar isi surat Sang Prabu yang demikian tegas,lalu ki Lukung Sakti berpikir sejenak hatinya sangat bingung,linglung tanpa daya upaya,harus berbuat apa,sebagaiseorang yang mengindahkan tata susila sebagai suputra yang baik,haruslah melaksanakan apa yang dititahkan karena diyakini pasti ada sebab akibatnya,dan keputusaanya ia rela menjalani hukuman mati.
Oleh karena barangkali sudah takdir para leluhur bahwa tidak akan luput dari peristiwa kematian maka saat itu juga ki Pangeran Tangkas menghunus keris.Putranya Ki Lukung sakti menyadari akan dibunuh lalu beliau menyucikan diri seperti pelaksanaan menyucikan orang mati,sesudah selesai diupakarai lalu beliau menyembah ayandanya.Selanjutnya ki Pangeran Tangkas melaksanakan tugasnya,maka dibunuhlah putra satu-satunya itu di Balai Sumanggen.
Sesudah Ki Lukung Sakti menghembuskan bafasnya Ki pangeran Tangkas jatuh tersungkur sambil memeluk jenazah putranya itu,Betapa amat sedih hati beliau manakala melihat jazad putranya, seperti layaknya orang tidur nyenyak.Seperti halilintarpada sasih kapat,gemuruh isak tangis dari kaum keluarga ,kerabat kepatihan tidak dapat dibendung.ki Pangeran tangkas memeluk mayat putranya seperti tak akan dilepaskan.demikianlah seluruh warga kepatihan dirundung duka nestapa.Tidak diceritakan berapa lama kesedihan itu berlangsung.
Diceritakan di Kedatuan Swecapura,utamanya beliau Ida Dalem Segening sudah pula mendengar prihal kekeliruan pelaksanaan titah Dalem oleh Ki Pangeran Tangkas,bahwa surat itu telah menimbulkan salah pengertian.Yang mestinya dihukum mati adalah Ki Mekel Gebagan pembawa surat.Atas kekeliruan itu timbulah rasa kasih sayang beliau Dalam Segening.Beliau ingin menganugerahkan balas jasa pada Ki Pangeran Tangkas akan kesetiaannya di samping keinginan beliau untuk menghibur hati Ki Pangeran Tangkas kembali seperti dahulu kala.Bagaimana cara Sang Prabu memberikan balas jasa itu ?
Beginilah cara beliau. Adalah salah seorang permaisuri Dalem Segening keturunan dari Pradesa Sukahet, parasnya sangat cantik,ayu dan dalam keadaan sedang garbini.Beliaulah yang akan dianugrahkan Dalem Segening dengan dikandung maksud akan dapat menyambung keturunan dalam keluarga Ki Pangeran Tangkas. Maka atas titah Dalem,Ki Pangeran Tangkas menerima untuk dinikahkan dengan permaisuri  I Gusti Ayu Manik Mas  (I Gusti Ayu Sukahet),lalu diupacarai dengan upacara Widi Widana sebagaimana mestinya,disertai tata upacara perkawinan layaknya Sang Ksatriya. Ada permintaan Dalem agar mempelai memegang janji, bahwa mempelai tidak diijinkan mengadakan hubungan alaki rabi (seksual) selama Sang Istri dalam keadaan hamil. Ada dikandung maksud agar putra yang lahir kelak menjadi sempurna.Oleh karena putra yang akan lahir itu adalah hasil hubungan  Ida Dalem Segening. Ki Pangeran Tangkas yang dititahkan itu tidak menolak.Selang berapa lama setelah perkawinan itu,karena kandungan Sang Permaisuri  sudah waktunya,maka lahirlah bayi laki-laki yang sangat sempurna serta sangat tampan berwibawa cukup besar.
Sebagai ciri bahwa ibunya berasal dari keluarga Sukahet,maka anak itu diberi nama I Gusti Pangeran Sukahet.Diceritakan betapa gembiranya hati Ki Pangeran Tangkas, lalu putranya itu diupacarai seperti halnya upacara pemerasan,agar dikemudian hari berhak untuk mewarisi tugas dan kewajiban ayahandanya sebagai kestria terkemuka menjaga keselamatan negara serta mengembangkan keturunan keluarga Tangkas.
Sesudah umurnya cukup dewasa,I Gusti Pangeran Sukahet kelak diberi gelar oleh Dalem,Ki Bendesa Tangkas Kori Agung. Apa sebabnya ia diberi gelar demikian,beginilah keadaannya.Yang disebut Bendesa adalah Banda dan Desa adalah sebutan orang terkemuka yang mengatur pemerintahan di suatu wilayah. Tangkas artinya bahwa beliau adalah sebagai putra keturunan Ki Pangeran Tangkas,Kori Agung berasal dari kandungan yang diperbuat oleh Dalem Segening. Demikianlah asal-usul agar diketahui oleh keturunannya. Cerita dialihkan,tidak diceritakan bagaimana keadaan Ki Pangeran Tangkas yang amatlah girang hatinya, mana kala kawin dengan Sang Putri I Gusti Ayu Sukahet.Entah berapa lama,maka lahirlah seorang putra lagi seorang bayi perempuan yang amat cantik dan diberi nama Luh Tangkas,mengambil nama ayahanda.Setelah dewasa lalu dikawinkan dengan misannya Ki Pasek Gelgel  sebagai sentana Ki Pangeran Tangkas,untuk meneruskan keturunan Tangkas.Berhenti sejenak.
Tersebutlah beliau I Gusti Ngurah Mambal,putra dari I Gusti Kaler ,bersama beliau I Gusti Pangeran Sukahet sudah meningkat dewasa. Amatlah khawatirnya hati I Gusti Kaler dan juga beliau Dalem Segening.Ada rasa takut beliau berdua apabila kelak I Gusti Pangeran Sukahet bersama I Gusti Ngurah Mambal,diperkirakan akan menuntut warisan atau bukti kehadapan beliau Dalem Segening,karena keduanya berasal dari warih Ida Dalem.
Hal itu menyebabkan beliau berdua mencari jalan keluarnya.Satu-satunya jalan mereka berdua dititahkan untuk menjaga keamanan di pesisir barat diperbatasan wilayah Kedatuan Mengwi.Di sanalah agar mereka berdua membangun wilayah pedesaan di dekat desa yang bernama Batu Engsut (Baturening),adapun Ki Pangeran Sukahet agar melanjutkan perjalanan karena sudah direstui oleh Ki Pangeran Tangkas dan mohon diri akan melaksanakan titah Ida Dalem Segening sesuai petunjuk Dalem agar beliau menetap membangun desa sebagai pemimpin di sekitar wilayah pedesaan Giri Ayung,hal ini terjadi pada tahun Caka 1181,dan diberi gelar oleh Ida Dalem Segening ,Ki Bendesa Tangkas Kori Agung  .Ada pesan Ida Dalem Segening kepada Ki Bendesa Gerih agar membangun hutan belantara di sebelah barat desa sebagai batas wilayah Kedatuan Mengwi  dan digunakan sebagai tetelik atau tempat sembunyi manakala diserang oleh musuh pada saat perang.Bet Dalem namanya.
Berdasarkan titah Dalem Segening ,maka dibangunlah hutan lebat yang kelak diberi nama Bet Dalem (Bobot Dalem) artinya orang yang memerintah pradesa itu berasal dari kandungan yang dimiliki oleh Dalem Segening sampai masa yang akan datang. Ki Bendesa Gerih pada saat melaksanakan titah Ida Dalem Segening,diserahi prakanti dua ratus dua puluh (220)orang yang berasal dari keturunan: Pasek Gadung,Pasek Gelegel,Pande Angan Telu,dan Temesi serta didampingi Brahmana Pada untuk menjaga dan memelihara keselamatan beliau.Dalam perjalana diceritakan keturunan Pasek Gaduh atas perkenan Ki Bendesa Gerih sebagian menetap di desa Song Manah ( Semana ).
Prihal orang yang membina dharma agama,maka beliau berpedoman pada Tri Hita Karana,maka beliau membangun Sanggar Kamimitan beserta kelengkapannya sebagai manisfestasi linggih Ida Betara Kawitan  tempat pemujasan sekuwub kulawarga Ki Bendesa Gerih yang diberi nama Pura Dalem Bagendra Sari beserta taman bejinya.Jumlah Pengemong Pura Dalem Bagendra Sari ketika itu sebanyak dua ratus sembilan puluh (290) orang yang bermukim di sekitar wilayah Giri Ayung ( Desa Gerih sekarang ).
Setelah lengkap serta sempurna mengenai tatacara orang membangun desa pekraman maka hal pertama bagi Ki Bendesa Gerih adalah membangun Pura Kayangan Tiga,sebagai tempat penyiwian bagi krama desa pekraman. Serta dibangun pula Pura –pura lainnya.Antara lain Kahyangan Jagat ,Pura Taman Langse tempat penyucian Pralingga,Pura Penghulu,Pura Hulun Siwi,Pura Penunggu,pura yang disiwi oleh yang jumlahnya lebih dari pada kewajiban krama desa pekraman.
( Terjemahan Babad Ki Bendesa Gerih,diterjemahkan oleh Drs.I Wayan Meti ,Dinas Perpustakaan Kab.Badung) 

Kamis, 28 April 2011

Linggih Warga Bendesa Gerih






Adapun masalah sebutan dan nama warga Bendesa Gerih, kadang-kadang menimbulkan banyak permasalahan maka perlu kiranya diberikan beberapa penjelasan agar Warga Bendesa Gerih dimanapun berada memiliki satu pengertian yang utuh dan seragam. Nama ini muncul pada saat Warga bertanya kepada “Paranormal”. Ada nama yang pas menurut mereka, ada pula yang samar-samar, serta ada yang baru ditelinga mereka. Sedangkan nama yang di “wariskan” oleh para leluhur mereka “beda” dengan sebutan sekarang. Sehingga para sentana menjadi bingung. Banyak yang datang ke Prajuru Warga Pusat. Tak sedikit yang menterjemahkan pindah ke Warga lain. Dan akhirnya “kesakitan”, gering lalu meninggal. Ke “balian” (paranormal) lagi, dan mendapat “pewuwus” Bendesa Gerih. Barulah mereka menemukan setelah “kejadian” serupa.
Adapun Sebutan yang sering “muncul” tidak pas benar, untuk hal tersebut dipaparkan beberapa “nama” sebagai berikut:

a. MENESHA GERIH
Nama Warga ini sering dipakai oleh Warga di Era Tahun Empat Puluhan. Nama ini cukup termasyur ketika itu di masyarakat Bali. Ketika itu para Pengelingsir Warga mencari istilah yang sebenarnya. Pada tanggal 21 Pebruari 1954 mengadakan konsultasi dengan Pengelingsir Warga Tangkas di Klungkung. Beliau adalah Jro Nyoman Likub. Dapat penjelasan bahwa
 Menesha Gerih adalah keturunan langsung dari sira pakulun Pangeran Sukahet keturunan Pangeran Tangkas dengan I Gusti Ayu Manik Mas. I Gusti Ayu Manik Mas salah seoarang putri dari keturunan Puri dari Bebandem Karangasem (Permaisuri kesayangan dari Ida Dalem Sagening). Tepatnya Putri dari Puri Sukahet (Buletin dari Gedong Kertya Tahun 1951, Babad Bendesa Gerih) Dan Babad I Gusti Ngurah Mambal di Jro Ngurah Sibangkaja)


b. BENDESA TANGKAS KORI AGUNG
Setelah mendapat penjelasan dari Jro Nyoman Likub, maka Pengelingsir Warga yang terdiri dari : (1) I Gde Tunas, (2) I Gde Tangkas , (3) I Made Mawa, atas petunjuk Jro agar menanyakan langsung ke Puri Agung Klungkung. Maka bertiga tangkil ke Puri yang diantar langsung oleh Jro 4 Mei 1954. Dan mendapat penjelasan dari Puri. Bahwa keturunan Pengeran Tangkas yang ke Badung (Gerih), adalah putra yang berasal dari bobot Dalem yang diberikan kepada Pangeran Tangkas, yang diberi nama ketika dibesarkan di Puri Pangeran Sukahet.
 Pangeran Sukahet inilah yang ke Badung (Gerih) bersama I Gusti Ngurah Mambal. Penjelasan Beliau Anak Agung Gede Agung ketika itu, keturunan Pangeran Sukahet inilah yang disebut Bendesa Tangkas Kori Agung yang berpusat di Gerih. Bendesa artinya “bandadesa”(desaningdesa, Bendesa Gerih), Tangkas mengambil garis keturunan Tangkas karena dibesarkan oleh Pangeran Tangkas, Kori Agung artinya “kawori” (berasal dari warih Puri anake Agung). Menurut Beliau keturunan Pangeran Sukahet mengambil garis keturunan “Bendesa Tangkas Kori Agung” karena berpusat di Gerih maka lengkapnya “Bendesa Tangkas Kori Agung Pusat Gerih” dan seterusnya di samping sebutan “Bendesa Gerih” mengingat tugas beliau sebagai Regend di Tegal Lumbung, Sisilah Ki Gusti Gede Bendesa yang diterbitkan di Leiden diberikan Oleh Guru Besar Robert Howard ,Universitas Belgia).


c. Bendesa Manik Mas di Gerih
Berdasarkan Prasasti Bendesa Tangkas Kori Agung, koleksi Lembaga Penelitian Bahasa Singaraja (Ibid,Ip.26), …”bahwa keturunan I Gusti Ayu Manik Mas bersabda kepada putranya Ki Pangeran Sukahet, ketika panit kepada beliau akan mengemban tugas ke tepi siring kerajaan Klungkung, beliau berpesan “Uduh anak mami kita, tan pepada olas arepkuring sira, nging tan napa, apan pakon nira Sang Amawang rat, wenang ta sira megawe preker sining gumi. Maka pala anemu kasubagian ta muang keturunan ta kawekas-wekas. Mapan mangkana maka palining dadi. Kewala ana piteketku lawan kita, yen ana keturunanta ta kayan kawekas-wekas apanga nganggo aran Bendesa Manik Mas. Mapan ibu ingaran Manik Mas, apang prasida nglun, anglelingin se preti santanan ri wus amoring sadioh…” (Ibid,LP.26) Berdasarkan kutipan di atas selain nama keturunan di atas agar memakai tereh,
 Bendesa Manik Mas. Hal ini sering terjadi ketika warga “nunas bawaos di Baspipis” muncul nama keturunan ini. Sehingga para preti sentanan Bendesa Gerih pindah ke Bendesa Manik Mas Gianyar. Apa yang terjadi kemudian, mereka datang lagi karena kesakitan setelah 3 samapi 5 tahun berada “disitu”.



d.Bendesa Gerih
Ketika melaksanakan perintah Dalem agar I Gusti Ngurah Mambal dan I Gusti Pangeran Sukahet melaksanakan tugas pengamanan di perbatasan Kerajaan Mengwi,berpisahlah beliau berdua .I Gusti Ngurah Mambal menetap di Mambal,dan I Gusti Pangeran Sukahet menetap di pradesa Grih ( Prasasti Bendesa Gerih, Tahun iCaka 1181,oleh I Gusti Pangeran Sukahet menitahkan melalui putra sulungnya Si Gede Duara,agar seluruh keturunannya menggunakan Bendesa Gerih untuk selamanya ).Berdasarkan prasasti itu,maka seluruh keturunan  I Gusti Pangeran Sukahet menggunakan nama Warga Bendesa Gerih.

Demikianlah sekelumit tulisan ini ditujukan kepada para Preti Sentana Sira Ki Gusti Gde Bendesa, yang berpusat di Gerih. Sekarang ini Warga Bendesa Gerih = Bendesa Tangkas Kori Agung Pusat Gerih = Bendesa Manik Mas di Gerih berjumlah 2500 Pemerajan/Sepaon (artinya di Desa Tegal Lenga Buleleng 1 pamerajan+254 KK )bagaimana di tempat lain.Kalau jumlah KK nya sudah melebihi 586.435 kk, dan tersebar di seluruh pelosok desa di Bali.
Sebagai Keturunan karena diakui sebagai anak Arya Tangkas,apabila semeton Warga mengadakan upacara Piodalan Pedudusan Alit (minimal) harus nunas tirta ke Pura Tangkas di Kungkung. Minimal 3 tahun sekali tangkil ke Pura Tangkas Klungkung,dan bukan wajib sebagai layaknya Pura Kawitan Bendesa Gerih dan tidak perlu ngaturang bendu piduka  karena itu salah satu leluhur kita.
Pura Pedarman warga Bendesa Gerih berpusat di Pura Agung Batu Madeg
Dan Pura Kayangan Jagat yang wajib dikunjungi :

1. Pura Pedarman Arya Kanuruhan, Komplek Pura Besakih
2. Pura Luhur Lempuyang Madya
4. Pura Silayukti     
                                                                                                                  (Perputakaan Kibendesa )

BABAD ARYA KANURUHAN

Arya Brangsinga,Arya Tangkas,Arya Pegatepan


Terdorong keinginan untuk mengetahui riwayat dari kawitan Tangkas yang hingga sekarang ini masih kacau karena masing-masing buku memberikan penjelasan-penjelasan yang berbeda-beda, sehingga timbul niat kami untuk mencari titik kebenaran tentang riwayat Tangkas tersebut, seperti asal usul mereka dan apa fungsinya di dalam menjalankan tugas negara dan Agama.
Untuk menelusuri ini kami mulai bertitik tolak dari sejarah Zaman Kediri, Singosari dan Majapahit karena ketiga kerajaan ini dapat memberikan andil yang sangat besar terutama dalam bidang Kesusasteraan, oleh karena itu kesusastraan pada zaman ini banyak menguraikan tokoh tokoh yang nantinya sangat erat hubungannya dengan warga- warga yang ada di Bali
Ruang Lingkup.
Dalam menguraikan suatu babad, perlu kami batasi sampai di mana kami menggali babad tersebut. Riwayat ini kami gali mulai adanya kerajaan Kediri, yang kemudian di lanjutkan dengan berdirinya kerajaan Singosari dan Majapahit, Expedisi (Gajah Mada ke Pulau Bali, yang diperintah oleh Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten, dengan Maha Patihnya yang bernama Ki Pasung Grigis, membawa suatu hikmah tersendiri terhadap perkembangan Warga yang berada di pulau Bali. Setelah beberapa lama maka Gajah Mada mengirim raja ke Bali yaitu Kresna Kepakisan dengan bersetana di Samplangan. Setelah berhasilnya pemerintahan Sri Kresna Kepakisan maka masing-masing Arya diangkat menjadi Menteri atau Punggawa.
Di dalam beberapa naskah menyebutkan bahwa Arya Kanuruhan mendapat tugas di Tangkas, dan Arya inilah yang mendirikan tempat pemujaan di Desa Tangkas, guna memuja leluhur mereka yang ada di Tanah Jawa, yang kemudian menjadilah Pura Kawitan Tangkas Kori Agung sekarang.
Demikianlah ruang lingkup pembahasan kami dalam menyusun riwayat Arya Kanuruhan, sebagai peletak batu pertama di Pura Kawitan Tangkas.
LELUHUR KELUARGA ARYA KANURUHAN DI TANAH JAWA.
Untuk menelusuri leluhur keluarga Tangkas di tanah Jawa, kita tidak dapat lepas dari kerajaan Kediri karena leluhur Tangkas ini dibesarkan di keraton Kediri
Pada tahun 1222, maka memerintahlah raja Kediri yang terakhir yang bcrnama Kertajaya (sering disebut dangan nama Dandang Gendis Kemudian raja Kertajaya mendapat serangan dari Ken Arok, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit antara Ken Arok dan pasukan Kediri dimana pasukan Kediri berhasil dikalahkan dalam pertempuran. Di dalam masa kehancuran dari kerajaan Kediri ini, maka pasukan Kediri lari tunggang langgang.
Maka tersebut dua orang perwira yang sangat gagah berani yang masih ada hubungan darah dengan Jaya Katowang dan Ciwa Waringin yaitu Jaya Katha dan Jaya Waringin. Didalam pertempuran yang sengit Jaya Katha dapat pula melarikan diri beserta dengan istrinya de daerah Tumapel, dimana istri tersebut sedang hamil tua Di daerah Tumapel inilah beliau disambut oleh keluarga Gajah Para keluarga dari istri dan keluarga Kebo Ijo.
Di daerah Tumapel beliau lama disana yang akhimya beliau melahirkan 3 ( tiga ) orang putra seperti tersebut dalam Babad Arya Kanuruhan sebagai berikut :
”Pira kunang Suwenira hanengkana marek pawekang kala, ri wekasan Jaya Katha awangsa jaiu tatiga; Jyesta abhiseka Arya Wayahnn Dalem Manyeneng. Panghulu apanagaran Arya Katanggaran, Pamungsu Arya Nuddhata, tan waneh ibu sira katiga sangkana Wangsan sira Jaya Katha”.
Terjemahannya :
Setelah sedemikian lama beliau berada di sana (Tumapel) maka akhirnya Jaya Katha melahirkan 3 orang putra yang bernama Arya Wayahan Dalem. Yang ke dua, Arya Katanggaran, dan ketiga yang terkecil bernama Arya Nuddhata, oleh karena ibu mereka berjumlah 3 (tiga ) orang, demikianlah keturunan Jaya Katta
Tersebutlah sekarang putra beliau yang Nomor dua yang bernama Arya Katanggaran mengambil istri dari keluarga Kebo Ijo. Yang mana akhimya perkawinan ini melahirkan Kebo Anabrang beliau diberi nama Kebo Anabrang karena beliau diutus oleh raja Singosari ke daerah seberang Melayu dalam rangka memupuk persahabatan dengan kerajaan Melayu dan Sri Wijaya karena kedua negara ini memiliki angkatan Laut yang sangat kuat dan Sri Wijaya adalah negara Marinir. Dalam rangka persahabatan ini, Kebo Anabrang datang ke Tanah Melayu dengan pasukan yang disebut cicngan nama pasukan Pamalayu (1275 1 292) Kedatangan pasukan Pemelayu dari daerah Melayu setelah menyelesaikan masa tugasnya maka setibanya di Singosari mereka tidak melihat lagi kerajaan Singosari, sehingga datanglah Kebo Anabrang ke kerajaan Mojopahit karena kerajaan Mojopahit adalah di perintah oleh Raden Wijaya yang merupakan pewaris langsung dari kerajaan Singosari. Disamping Raden Wijaya juga mengawasi ke empat putra kerajaan Singosari.
Kedatangan Kebo Anabrang dari Melayu maka beliau membawa dua orang putri yang bernama Dara Petak dan Dara Jingga kedua puitri kerajaan Melayu ini dipersembahkan kepada Raden Wijaya. Dara Petak diperistri oleh Raden Wijaya, yang nantinya melahirkan putra bernama Kala Gemet. Sedangkan Dara Jingga kawin dengan keluarga raja maka lahirlah Aditya Warman, yang nantinya menjadi raja di kerajaan Melayu.
Kedatangan pasukan Pemelayu ini membuat besarnya hati Raden Wijaya di kerajaan Mojopahit, oleh karena itu beliau menobatkan diri menjadi raja pada tahun 1294, serta di dampingi oleh Panglima perang Kebo Anabrang. Setelah beberapa lama Kebo Anabrang bertempat tinggal di Mojopahit, akhirnya beliau mengambi! istri dari keluarga ksatrya keturunan Singosari. Perkawinan dengan putri Singosari, melahirkanlah ia seorang putra bernama Kebo Taruna, yang merupakan nama yang diberikan oleh ayah beliau saat beliau masih kecil, sedangkan nama julukan yang diberikan kepadanya, bila menghadapi perang dan sebagai Panglima perang, adalah Sirarya Singha Sardhula, karena beliau bagaikan Singha menghadapi musuh di medan perang. Lama kelamaan Kebo Taruna ini diberi pula julukan Kanuruhan saat beliau diajak oleh Gajah Mada mengadakan penyerangan ke Bali, dalam rangka melaksanakan sumpah Palapa. Beliau diberi nama Kanuruhan karena jabatan beliau dalam Expidisi ke Bali, beliau diberikan pangkat sebagai Kanuruhan, yang lama kelamaan beliau memakai gelar Sirarya Kanuruhan.
PERKEMBANGAN KELUARGA KANURUHAN DI BALI
Tahun 1343 adalah merupakan tahun Expedisi (penyerangan) Gajah Mada ke tanah Bali, karena pada waktu ini Raja Bali yang bergelar Sri Asta Sura Ratna Bhumi Banten telah merasa yakin akan kekuatan dirinya dan ingin melepaskan diri dari kerajaan Mojopahit yang pada waktu ini diperintah oleh seorang raja putri bernarna Tri Bhuana Tungga Dewi, karena pada umumnya raja-raja Bali sangat erat hubungannya (hubungan darah) dengan raja Kediri, sehingga sangatlah sukar bagi raja Bali untuk melepaskan diri dengan raja Kediri. Untuk itu raja Bali mengadakan persekongkelan dengan raja Suradenta dan Suradenti dari Kerajaan Blambangan dalam rangka bekerja sama untuk menggempur Mojopahit, dan kerja sama ini di tanda tangani oleh Maha Patih Pasung Grigis mengatasnamakan raja.
Pimpinan Expedisi ke tanah Bali, dipimpin langsung oleh Gajah Mada beserta Arya-Arya lainnya sehingga Bali di kepung dan di gempur dari empat jurusan yakni dari jurusan Timur di bawah pimpinan Gajah Mada.
Dari jurusan Utara di bawah pimpinan Arya Damar, Arya Sentong dan Arya Kuta Waringin
Dari jurusan Barat di pimpin oleh tentara Sunda
Dari jurusan Selatan di pimpin oleh Arya Kenceng, Arya Belog, Pengalasan, Arya kanuruhan, dan Arya Belotong.
Sedangkan Panglima Bali pada saat ini muncul. Menghadapi serangan Timur, dipimpim oleh Ki Tunjung Tutur dan Ki Kopang.
Menghadapi serangan dari Utara Ki Girilemana dan Ki Bwangkang.
Menghadapi serangan dari Selatan, di pimpin oleh Ki Gudug Basur, Dhemung.
Anggeh, dan Ki Tambyak, Menghadapi serangan umum, Ki Pasung Grigis dan Pangeran Madatama.
Dalam perang yang sengit ini masing-masing Panglima telah di hadang oleh Panglima Bali, maka tersebut si Arya Kanuruhan yang memimpin pasukan dari Selatan disambut dengan gegap gempita oleh tentara Bali dengan sorak gemuruh beserta gagah perkasa sehingga terjadi pertempuran yang sangat mengerikan, banyak para tentara yang gugur di medan perang. Ki Tambyak dapat di kalahkan oleh si Arya Kenceng, sedangkan Ki Gudug Basur sangat kebal tidak ditembus dengan senjata. Perang yang dasyat antara Si Arya Kanuruhan dengan Ki Gudug Basur, sama-sama kuat dan sama sama kebal. Oleh karena Ki Gudug Basur hanya sendirian, menghadapi Panglima Mojopahit silih berganti, akhimya Ki Gudug Basur mati kepayahan kehabisan nafas.
Bedahulu terkepung dari semua jurusan pertempuran berkobar dan menimbulkan korban yang sangat banyak.
Pangeran Madatama pemimpin perang merupakan putra mahkota, kerajaan Bedahulu gugur dalam pertempuran dan gugurnya putra mahkota ini menyebabkan sedihnya raja Bedahulu dan akhirnya wafat. Pertempuran di lanjutkan oleh Ki Pasung Gerigis dan pasukan Ki Pasung Gerigis tidak mampu ditandingi oleh pasukan Gajah Mada dan Arya lainnya sehingga pasukan Gajah Mada merasa kewalahan menghadapi pasukan Pasung Grigis, yang akhimya pasukan Gajah Mada menaikkan bendera putih, untuk mengadakan perundingan dengan Pasung Grigis. Pasung Grigis sangat gembira karena itu terjadilah persahabatan dengan tentara Mojopahit. Pada saat terjadi perdamaian ini datanglah utusan dari Mojopahit, yaitu Kuda Pengasih yang merupakan adik sepupu dari Ken Bebed yaitu istri dari Gajah Mada. Kedatangan Kuda Pengasih ke Bali untuk memohon agar Gajah Mada cepat kembali ke keraton Mojopahit.
Pada kesempatan yang baik ini Gajah Mada mengajak Ki Pasung Grigis pergi ke Mojopahit dengan membawa emas manik, sebagai tanda persahabatan. Setelah berada di Mojopahit Ki Pasung Grigis merasa dirinya tertipu, dimana ia menang perang, namun kalah taktik, karena menghadap Mojopahit berarti kalah total.
Pada saat Gajah Mada meninggalkan Bali, maka untuk keamanan pulau Bali, maka Gajah Mada menempatkan tentaranya di pulau Bali sebagai berikut:
Arya Kuta Waringin di Gelgel
Arya Kenceng di Tabanan.
Arya Barya Dalancang diKapal
Arya Belotong di Pacung.
Arya Sentong di Carang sari
Arya Kanuruhan di Tangkas.
Kryan Punta di Mambal.
Kryan Jerudeh di Temukti.
Kryan Tumenggung di Patemon
Arya Demung Wang Bang di Kertalangu (keturunan Kediri . Arya Sura Wang Bang ( Keturunan Lasem ) di Sukahet.
Arya Wang Bang ( Keturunan Mataram ) di pusat Bedahulu,
Arya Melel Cengkrong (Jaran bhana) di Jembrana.
Arya Pemacekang di Bondalem.
Untuk meredakan hati Ki Pasung Grigis terhadap Mojopahit maka Pasung Grigis diangkat sebagai menteri kerajaan Bedahulu, namun tetap diawasi oleh Gajah Mada, Untuk menguji kesetiaan Pasung Grigis terhadap Mojopahit maka Pasung Grigis di perintahkan untuk menumpas gerakan raja Sumbawa, yang bernama Dedela Natha, yang ingin melepaskan diri terhadap kerajaan Mojopahit, disinilah Ki Pasung Grigis mati dalam medan perang bersama- sama dengan raja Sumbawa dalam perang tanding.
Dengan tiadanya Ki Pasung Grigis terjadilah kekosongan pemerintahan di pulau Bali, walaupun sebahagian besar tentara Expidisi Gajah Mada di tempatkan di pulau ini untuk mengawasi keamanan, tetapi ternyata pasukan ini tidak mempu menjamin ketertiban sepenuhnya, karena tentara Mojopahit kurang bijaksana dan selalu memperlihatkan keangkuhan sebagai seorang pemenang, sedangkan orang Bali belum bisa menerima pemerintahan Mojopahit yang bukan merupakan keturunan raja-raja Daha, dengan demikian keadaan semakin menjadi kacau karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.
Melihat keadaan Bali semakin rumit, maka Patih Ulung, Pamacekan dan Ki Pasekan, Kiyayi Padang Subadra memberanikan diri menghadap ke Mojopahit dan mohon diadakan wakil raja yang mampu meredakan ketegangan yang ada di tanah Bali.
Terpikirlah oleh Maha Patih Gajah Mada untuk mencari tokoh yang masih ada hubungannya dengan raja-raja Daha, tetapi tidak diragukan kesetiaannya terhadap Mojopahit. Setelah dirundingkan maka terpilihlah putra dari Mpu Kepakisan yang bernama Empu Kresna Kepakisan seorang keluarga Brahmana yang masih ada hubungan darah dengan Daha (Kediri), sehingga dengan pengangkatan ini maka statvis ke Brahmanaannya diturunkan menjadi Ksatrya.
Kedatangan Dalem Ketut Kresna Kepakisan menjadi raja di Bali (Beliau dinobatkan pada tahun ”Yoga Munikang netra den ing Bhaskara (1274 Caka)” maka beliau tidak memilih tempat di Bedahulu. Akan tetapi beliau menempatkan diri di Samprangan, dengan maksud untuk menjauhkan diri dari ketegangan- ketegangan dalam ibu kota, akan tetapi cukup dekat untuk mengadakan pengawasan, sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan obyektif. Ketertiban Bali ternyata belum bisa ditertibkan, banyak orang Bali Aga masih belum mau menyatakan setia kepada penguasa Samprangan, walaupun sudah dipenuhi tuntutan- tuntutan mereka seperti yang pernah disampaikan oleh Patih Ulung. Untuk melemahkan pemberontakan Bali Aga tersebut maka Gajah Mada mengirim beberapa pasukannya ke Bali , seperti : Tan Kober, Tan Kawur, Tan Mundur, dan Arya Gajah Para, sehingga terjepitlah daerah Bali Aga, dan tidak dapat berbuat banyak.
Setelah aman kerajaan, maka disusunlah struktur pemerintahan Bali seperti:
Raja: Penguasa tertinggi.
Patih Agung: Perdana Menteri.
Patih.
Bata Mantra (Tanda Manteri. )
Demung (Urusan Upacara ).
Temenggung (Pemimpin tentara Rakyat).
Di dalam mengatur pemerintahan, maka Arya Kanuruhan dan Arya Kuta Waringin mendapat tempat sebagai menteri Sekretaris Negara, karena kedua orang ini merupakan ksatrya keturunan Kediri, dan sangat pandai dalam ilmu pemerintahan Negara. Untuk mengisi kekosongan dalam pemerintahan, maka diangkatlah Pangeran Nyuh Aya menjadi Patih Agung, Arya Wangbang menjadi Demung. Demikianlah akhimya raja Kresna Kepakisan Wafat pada tahun saka 1302.
Tersebutlah sekarang Si Arya Kanuruhan yang menjadi Menteri Sekretaris Negara dan bertempat tinggal di wilayah Tangkas kini beliau telah menginjak masa tua dan beliau telah banyak menulis buku-buku tentang Sasana Mantri (job training dari masing- masing Mantri) oleh karena itu beliau selalu diikut sertakan sebagai pendamping raja guna memberikan pertimbangan sesuatu sebelum diputuskan oleh raja.
Sebagai generasi penerus yang dilahirkan oleh Arya Kanuruhan antara lain adalah:
§  Arya Brangsinga, anak yang tertua
§  Arya Tangkas, adalah putra beliau yang nomor 2 ( dua ).
§  Arya Pegatepan adalah putra beliau yang nomor 3
BRANGSINGA
Putra beliau seperti tersebut di atas memiliki ilmu yang sama dalam pemerintahan negara oleh karena itu kesemua putra beliau dipergunakan sebagai pendamping raja. Sedangkan putra beliau yang tertua yaitu Arya Brangsinga diangkat oleh raja sebagai pengganti ayahanda Arya Kanuruhan sebagai menteri Sekretaris Negara. Yang sangat menyukarkan bagi Arya Brangsinga dalam pemerintahan, karena sang raja yang bergelar Dalem Hile kurang waras, sehingga akhimya banyak yang menghadap dari Jawa tidak puas, oleh karena itu Arya Brangsinga akhimya mengadakan sidang kerajaan untuk mengambil keputusan untuk pengangkatan Dalem ketut Ngelesir menjadi Raja. Beliau Dalem Ketut Ngelesir, setiap hari pergi ke desa-desa untuk berjudi, berkat kebijaksanaan para Mantri maka akhimya beliau diketemukan di desa Pandak oleh Bendesa Gelgel dan disini beliau dimohonkan untuk menjadi raja, sehingga berdirilah kerajaan baru, yaitu kerajaan Gelgel, tahun 1305 Caka.
Di dalam menjalankan pemerintahan, Dalem Ketut Ngelesir mengangkat beberapa pendamping antara lain :
§  Kryan Patandakan, menjadi Tanda Mantri.
§  Arya Kebon Tubuh, menjadi Patih.
§  Arya Brangsinga menjadi Menteri Sekretaris Negara.
Arya Brangsinga yang berkedudukan sebagai Mentri Sekretaris Negara, lalu beliau mempunyai dua orang putra yang diberi nama :
§  Kiyayi Brangsinga Pandita (Anak pertama)
§  Kiyayi Madya Kanuruhan, (anak ke dua)
Kedua putra beliau ini sangat tampan dan memiliki ilmu pemerintahan yang sangat tinggi oleh sebab itu salah satu putra beliau yang bernama Kiyayi Brangsinga Pandita, dipercayakan sebagai pendamping raja Dalem Ketut Smara Kepakisan (Dalem Ketut Ngelesir), saat beliau di undang untuk menghadap kepada Sri Maha Raja Hayam Wuruk di Kerajaan Mojopahit, pada waktu raja Hayam Wuruk akan melakukan upacara Caradha, yaitu Upacara yang dilakukan setiap 12 tahun sekali dengan tujuan untuk menghormati arwah nenek moyang raja-raja Mojopahit, disamping upacara ini sebagai upacara keagamaan maka upacara ini mengandung pula arti politik dimana pada upacara ini menghadaplah para adipati dan raja-raja bawahan dengan membawa upeti sebagai tanda patuh, sehingga raja Hayan Wuruk, martabatnya menjadi naik.
Pada saat menghadapnya raja Bali dihadapan Sri Baginda Hayam Wuruk, maka raja Bali mendapat pituah di dalam pemerintahan hendaknya berpegang teguh pada Manawa Dharma Castra, yang merupakan pedoman hukum di dalam menjalankan roda pemerintahan; disamping itu maka Sri Baginda Maha Raja Mojopahit juga menganugrahkan keris kepada raja Bali yang diberi nama:
§  Keris Canggu Yatra, karena keris ini dapat berputar-putar di desa Canggu.
§  Keris yang diberi nama Naga Basuki, Yaitu keris yang berisi gambaran Naga Taksaka yang sangat sakti.
Setelah tiba di rumah yaitu pulau Bali, maka pemerintahan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kerajaan Mojopahit.
Pada saat pemerintahan Dalem Watu Renggong di Gelgel, tersebutlah beliau Kiyayi atau Arya Brangsinga telah menjadi tua dan akhirnya beliau diganti oleh putra beliau yang tertua yaitu Arya (Kiyayi) Brangsinga Pandita sebagai Manteri Sekretaris Negara. Karena mahirnya beliau di dalam ilmu ke Tata Negaraan maka beliau di berikan anugrah atau piagam oleh raja Dalem Waturenggong yang disaksikan oleh Brahmana-brahmana keturunan Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh.
Adapun isi piagam itu sebagai berikut:
”Hai kita Brangsinga, kita tosing Ksattya, mangke Arya pwa pawakanta, apaart ira amatihi ingong, Ingong Iccha Pyagam, gagaduhan iawan kita, sinerating lapihan, maka pamiket baktin ta atuhan, Yeka wistrakena, ri santana prakti santananta kateka tekeng wekas, didine tan singsala ring ulah anawi, angamong manteri sasana, mwang sapratyekaning pati Iawan hurip, Ingong lugraha ri kita, aywa cawuh mwang bucecer, aywa predo, apan donating uttama ri kawanganta, mwah wus siddha linugrahan, de sang wawu rauh, apan mangkana mulaning Wilwatikta.
Terjemahannya:
Hai engkau Brangsinga, kamu adalah keturunan dari Ksatrya, sekarang kamu kuberikan nama Arya karena kamu sangat patuh padaku (Raja), aku akan memberikan piagam kepadamu, yang kamu harus pegang atau tulis pada lempengan, sebagai tanda baktimu kepada raja, itulah yang patut engkau ikuti, sampai dengan keturunanmu, agar jangan menimbulkan hal yang tidak baik didalam kamu mengabdi, kamu sewajarnyalah memegang kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh para mentri (Menteri Sasana) baik memberikan hukuman mati maupun hidup, hal ini aku serahkan semuanya padamu, janganlah kamu bermain- main, dan janganlah kamu lengah, oleh karena maha utama penugrahanku ini.
Setelah diberikan anugrah yang maha suci oleh Sang Pandita Wawu Rawuh (disaksikan) karena dialah (Brangsinga) yang ikut datang dan menerima anugrah di Mojopahit.
Demikianlah bunyi piagam yang diberikan oleh raja (Dalem) kepada keluarga Barangsinga yang diterima oleh Kryan Brangsinga Pandita, dengan ucapan terima kasih di bawah duli tuanku raja semoga piagam tersebut dapat dipahami dan dilaksanakan oleh prati sentanan atau turunan hamba. Setelah lama Kiyayi Brangsinga berada di bumi maka beliau dimakan waktu dan menjadi tua dan akhirnya mati. Sebelum beliau meninggalkan dunia ini, beliau telah memiliki 2 ( dua ) orang putra yaitu:
§  Ki Gusti Singa Kanuruhan, beliau diangkat menjadi patih untuk melakukan perang.
§  Ki Gusti Madya Kanuruhan. beliau mengantikan ayah beliau menjadi Mantri Sekretaris Negara.
I Gusti Singa Kanuruhan yang menjadi Patih atau senopati beliau kawin dengan seorang wanita dari Padang Rata, dan berputra 3 (tiga) orang, dua laki laki dan satu perempuan yang diberi nama:
§  Yang pertama Ki Gusti Brangsinga Pandita (untuk mengenang nama kakek beliau).
§  Putra yang kedua ini adalah wanita, di beri nama I Gusti Luh Padangrata.
§  Putra yang ketiga dan yang terkecil, adalah I Gusti Singa Padangrata
Sedangkan I Gusti Madya Kanuruhan yang menjabat Mantan Sekretaris Negara dalam zaman pemerintahan Dalem Bekung, dan dari beliau ini menghasilkan 3 ( tiga ) putra antara lain:
§  Ki Gusti Gede Singa Kanuruhan.
§  Ki Gusti Madya Abra Singa Sang San
§  Ni Gusti Ayu Brangsinga yang nanti dipakai istri oleh I Gusti Ngurah Jelantik, (cucu dari Jelantik Bogol) .
Tersebutlah kemudian Ki Gusti Madya Abra Singosari beliau ini mengganti-kan kedudukan ayahanda menjadi Menteri Sekretaris Negara, yang mana beliau mengambil istri dari Padang galak, akhirnya berpulralah beliau yang diberi nama:
§  Ki Gusti Luh Padang Galak.
§  Ki Gusti Singa Lodra.
§  Ki Gusti Kesari Demade.
Ki Gusti Madya Kanuruhan karena setia beliau pada raja Dalem Bekung, dimana kesalahan yang dilakukan oleh Dalem Bekung mengenai masalah perempuan maka meletuslah pemberontakan baru yang dipimpin oleh Pande Base, sehingga raja Dalem Bekung melarikan diri yang pertama kearah Kapal dan kemudian pindah ke Purasi, disinilah beliau menetap beserta Kiayi Gusti Madya Kanuruhan.
Setelah Gelgel kosong naiklah menjadi raja Ida Dalem Anom Sagening. Dalam pemerintahan beliau sangat aman dan pembrontakan-pembrontakan mulai dipadamkan. Oleh sebab Ki Gusti Madya Kanuruhan mengikuti Dalem Bekung dan bertempat tinggal di Purasi maka sebagai Menteri Sekretaris Negara dalam pemerintahan Dalem Sagening adalah Ki Gusti Madya Abra Singosari.
Salah satu keturunan dari Brangsinga ini, ada pula di kirim ke tanah Lombok, setelah beliau mengalahkan musuh di Kuta. Adapun beliau ini bernama Ki Gusti Singa Padang Rata, putra dari I Gusti Brangsinga Pandita. Oleh karena I Gusti Brangsinga Pandita hanya memiliki satu putra, dan telah dikirim beperang ke tanah Lombok, maka beliau menjadi sepi yang akhirnya beliau kawin lagi dengan I Gusti Luh Padang Galak. Dari Perkawinan ini maka memperolehlah 3 ( tiga ) orang putra antara lain:
§  I Gusti Padang Rata, yang nantinya ditempatkan di desa Tanggu Wisia.
§  Putra Nomor 2 ( dua ) bernama I Gusti Padang Galak.
§  Yang tcrkecil, Ki Gusti Podang Kanuruhnn, yang kemudian bertempat tinggal di Kuta
Diceritakan kemudian I Gusti Singa Lodra, putra dari I Gusti Abra Singosari, beliau pergi meninggalkan Gelgel menuju desa Blahbatuh, bersama dengan Kryan Jelantik yang masih merupakan ipar beliau, di Belahbatuh. Beliau bertempat tinggal di desa Brangsinga di sebelah Selatan dari kota Belahbatuh, disini beliau kawin lagi, maka beliau memperoleh putra tiga orang yaitu:
§  Ki Gusti Sabranga, yang nantinya berdomisili di Seblanga (Badung).
§  Ki Gusti Made Belang, beliau bertempat tinggal di Blangsinga (Blahbatuh).
§  I Gusti Padang Singa
Dari Putra kedua yaitu Ki Gusti Made Belang, beliau di Blangsinga, barputra I Gusti Singa Padu, I Gusti Singa Perang, I Gusti Padang Singa, I Gusti Singa Aryata.
Kembali kita membicarakan masalah Gelgel. Sepeninggal beliau I Gusti Singa Lodra, maka kedudukan sebagai menteri Sekretaris Negara dipegang oleh putra beliau yang bernama:
§  I Gusti Brangsinga Pandita.
§  Ki Gusti Madya Kanuruhan
Satu putra yang lain dari Brangsinga, adalah putra dari I Gusti Gede Singa Kanuruhan dan I Gusti Madya Abra Kanuruhan kedua putranya mengikuti penyerangan dalem Pemayun ke Purasi untuk membela Dalem Bekung yang di kup oleh Kryan Made dari keturunan Kebon Tubuh.
Adapun putra lain yang dimiiiki oleh Singa Gede Kanurungan lalah:
I Gusti Singa Nabrang, I Gusti Madya Abra Singosari,  Gusti Nyoman Singosari, I Gusti Singa Gara.
Adapun putra ke dua dan Singa Gede Kanuruhan, yang bernama I Gusti Made Abra Singosari beliau berputra: I Gusti Wayan Singa Kanuruhan, I Gusti Kesari Dimade, I Gusti Nyoman Singa Rai, I Gusti Nyoman Singa Raga.
Sedang putranya yang bernama: Ki Gusti Singha Anabrang, beliau akhirnya menjadi kepala Desa Watwaya di Karangasem, dan bertempat tinggal di Selatan Pasar
§  Ki Gusti Nyoman Singosari beliau akhirnya bertempat tinggal di Mengwi, dan akhirnya beliau pergi ke desa Penebel, dan terakhir beliau bertempat tinggal di desa Rangkan.
§  Ki Gusti Singa Gara beliau mernerintah di Subagan.
Putra-putri beliau Abra Singosari seperti Ki Gusti Wayan Singa Kanuruhan, memerintah di desa Bulakan. Ki Gusti Kesari Dimade, memerintah di Ujung. Ki Gusti Nyoman Singa Rai, memerintah di Desa Abyan Jero.
TANGKAS
Putra dari Arya Kanuruhan yang kedua adalah Kiyayi Tangkas yang sering pula disebut Pangeran Tangkas. Beliau bertugas (mendapat tugas) dari raja sebagai Rakryan Apatih, karena Kiyayi Tangkas sangat bakti kepada Dalem, sehingga Pangeran Tangkas dipergunakan sebagai Rakryan Patih tedeng aling-aling raja. Kesetiaan Pangeran Tangkas terhadap raja maka segala perintah raja tidak pernah ditolaknya.
Tersebutlah Pangeran Tangkas diperintahkan oleh Raja untuk memegang tampuk pemerintahan di wilayah Kertalangu oleh karena pemegang wilayah Kertalangu (keturunan Arya Demung Wangbang) meninggalkan wilayah tersebut karena mereka dikalahkan oleh semut. Untuk mengisi dan mengamankan wilayah Kertalangu ditempatkannyalah Pangeran Tangkas disana.
Di Kertalangu inilah akhimya Pangeran Tangkas tinggal menetap. Pangeran Tangkas, beliau mempunyai seorang putra, yang bernama Kiyayi Tangkas Dimade. Karena dimanjakan akibatnya Tangkas Dimade akhimya buta mengenai huruf sandi.
Pada suatu hari ada seorang yang dianggap salah oleh raja dan menurut sesana (hukum) orang ini harus dihukum mati. Orang yang salah ini diutus oleh raja (Dalem) untuk membawa surat ke Badung ( Kertalangu ). Adapun isi surat ini adalah:
pa – pa – nin – nga – tu – se – li – ba – ne – te -tih.
Dalam tulisan rahasia tersebut diatas, Dalem bermaksud membunuh orang yang membawa surat ini, akan tetapi setelah Sang membawa surat tiba di Kertalangu, maka Pangeran Tangkas saat ini tidak berada di rumah, karena beliau pergi ke tegalan mencari burung, oleh sebab itulah anaknya didekati oleh utusan tersebut, dan Tangkas Dimade yang sedang bekerja di sawah lalu diberikan surat tersebut karena Tangkas Dimade tidak bisa membaca hurup sandi maka surat yang diberikan oleh utusan tersebut diterima demikian saja. Setelah surat tersebut diterima maka utusan tersebut pergi dengan cepat. Pada saat ayahnya tiba di rumah maka ayahnya didekatinya serta diaturkan surat tersebut kepada ayahnya dan dengan segera surat tersebut di baca isinya, berkatalah ayahnya kepada putranya Tangkas Dimade: ”Anakku Tangkas, apakah dosa yang kamu buat terhadap Dalem? karena isi surat ini menyebutkan bahwa ayah membunuh bagi ia yang membawa surat ini. Siapakah yang membawa surat ini ‘Apakah dosamu terhadap Dalem?, dan bingunglah ayahnya berpikir-pikir mengenai hal tersebut. Berkatalah putra beliau : ”Ya ayahku sama sekali saya tidak merasa diri bersalah terhadap Dalem, sedikitpun saya tidak merasakannya, bersalah terhadap beliau sesungsungan kita.
Mendengar ucapan putranya itu menangislah ayahnya, sambil menasehati anaknya ”Jika demikian halnya, tetapkanlah pendirianmu sebagai tanda bakti pada raja (Dalem), bila kamu benar, hai ini merupakan jalan utama yang ditunjukkan kepadamu untuk menuju ke jalan sorga Banyak lagi nasehat-nasehat yang diberikan kepada anaknya dalam rangka menghadapi kematian itu. Sehingga hati anaknya mempunyai keikhlasan untuk siap mati dibunuh oleh ayahnya.
Tak beberapa lama tersebarlah berita di seluruh wilayah Kertalangu bahwa Tangkas Dimade akan dibunuh oleh ayahanda. Sehingga banyaklah warga desa Kertalangu datang bertanya mengenai hal ikhwal terjadinya musibah tersebut. Sebelum anaknya dibunuh maka disuruhlah Tangkas Dimade melakukan persembahyangan, setelah itu dilaksanakannyalah Upacara mejaya-jaya dengan diberikan puja oleh Pendeta Ciwa dan Buddha.
Setelah selesai upacara mejaya-jaya maka diantarlah putranya menuju setra tempat pembunuhan, di dalam perjalanan menuju ke setra, Tangkas Dimade diiringi oleh isak tangis sepanjang jalan, karena Tangkas Dimade sangat sopan dalam pergaulan, dan masih jejaka, dan sedang senangnya hidup.
Setelah tiba di kuburan, disuruhlah Tangkas Dimade melakukan persembahyang­an kearah empat penjuru mata angin di tempat pembakaran jenazah, untuk memohon tempat yang layak bagi dirinya kepada Sanghyang Dharma. Setelah selesai melakukan persembahyangan, maka ayah Pangeran Tangkas mengambil keris lalu menusuk putranya yang tercinta, hanya satu kali tusukan, robohlah Tangkas Dimade pada saat itu juga.
Diceritrakan kembali orang yang membawa surat tersebut kini telah tiba diistana Dalem di Gelgel, lalu menghaturkan sembah kepada raja dengan mengatakan : Maafkan hamba ratu Dalem, bahwa segala perintah yang tuanku berikan kepada hamba, hamba telah laksanakan dan kini hamba telah kembali dengan selamat.
Melihat kejadian ini maka terkejutlah Dalem (raja ) dan beliau berkata:
§  Hai kamu utusanku, apa sebabnya kamu cepat kembali ?
§  Siapakah yang kamu berikan surat perintahku itu? Katakanlah dengan cepat !
Bersembah sujudlah utusan tersebut, lalu berkata: Maafkan hamba tuanku, surat perintah tuanku telah hamba berikan kepada putra dari Ki Pangeran Tangkas, akan tetapi surat tersebut hamba haturkan saat putra beliau berada di tengah sawah. Oleh sebab Pangeran Tangkas beliau tidak ada di rumah, dan setelah itu hamba balik kembali ke istana, itulah sebabnya hamba dengan cepat tiba kembali.
Mendengar uraian yang disampaikan itu maka sangat terkejutlah sang raja dan segera mengutus seorang utusan untuk lari dengan cepat ke Kertalangu (Badung) untuk mencegah pembunuhan yang dilakukan oleh Pangeran Tangkas, walaupun bagaimana cepatnya utusan menunggang kuda, akan tetapi kecepatan ini sudah terlambat dimana utusan ini telah melihat sendiri mayat putra Pangeran Tangkas telah terbunuh. Tercenganglah utusan raja karena terlambat dan segera kembali ke Gelgel. Lalu melaporkan hal ini kepada Sang raja, setelah menerima laporan beliau menjadi diam, dan berkata dalam hati beliau ”Oh Tangkas engkau bunuh puteramu sendiri yang tidak ada bersalah sama sekali karena baktimu kepadaku”.
Tersebutlah Pangeran Tangkas sekarang telah di tinggalkan mati oleh putra beliau, beliau lama tidak mau menghadap kepada Dalem karena sedih hati beliau, walaupun Dalem telah berkali-kali memanggil beliau untuk menghadap, akan tetapi perintah Dalem tidak diperhatikan.
Melihat hal semacam ini berpikir-pikirlah Dalem dan akhimya diutuslah seorang utusan untuk menghadap kepada Pangeran Tangkas di Kertalangu (Badung), untuk meminta dengan sangat agar Pangeran Tangkas datang untuk menghadap raja. Pada saat inilah pertama kali Pangeran Tangkas datang ke Puri Gelgel. Pada saat tibanya Pangeran Tangkas di istana Gelgel, raja sedang mengadakan rapat dengan para Maha Menteri, Patih, dan lain-lainnya. Melihat Pangeran Tangkas datang maka raja meninggalkan rapat, lalu menerima kedatangan Pangeran Tangkas, serta dengan cepat raja berkata: Marilah engkau dekat padaku Tangkas Berdatang sembahlah Tangkas, Maafkan hamba orang yang hina dina ini duduk di bawah Tuanku! Mendengar ucapan Pangeran Tangkas ini dengan nada sedih, berkatalah kembali Sang Raja : ” Hai kamu Kiyayi Tangkas, bangunlah kamu, dan janganlah kamu duduk di bawah, marilah engkau dekat denganku. Karena perintah raja yang tegas ini maka bangunlah Pangeran Tangkas dari tempat duduknya terbawah, dan berdatang sembah mendekati raja.
Dengan mendekatnya Pangeran Tangkas kepada raja, maka mulailah raja berkata kembali kepada Pangeran Tangkas, dengan lembut, dan kata beliau ( raja ) sebagai berikut:
”Hai Kiyayi Tangkas, aku ingin bertanya kepadamu, apakah yang menyebabkan kamu lama tidak menghadap kepada rajamu Apakah hal tersebut disebabkan karena anakmu yang mati yang disebabkan perintahku yang kurang tegas itu padamu? Mendengar pertanyaan raja ini, menyautlah Pangeran Tangkas : ”Maafkanlah hamba tuanku, hamba lakukan itu semua karena bakti hamba kepada sungsungan hamba yaitu Tuanku sendiri“. Mendengar ucapan. Pangeran Tangkas itu terketuk hati Sang raja, karena mengenang bahwa keturunan itu adalah yang amat penting dalam ajaran agama, karena itulah beliau berpikir-pikir lalu bersabda:
Hai kamu Pangeran Tangkas, janganlah karena kejadian tersebut engkau menjadi sedih, karena hal tersebut sudah berlalu, dan tidak akan bisa kembali lagi, lupakanlah itu semua! Akan tetapi untuk meneruskan keturunanmu itu agar Tangkas jangan menjadi lenyap, maka kini aku akan memberikan kepadamu seorang istriku yang sedang hamil, dan umur kandungannya baru 2 ( dua ) bulan, istriku inilah engkau harus ambil, untuk meneruskan keturunanmu. sehingga keturunan Tangkas tidak putus akan tetapi ada yang ku minta kepadamu adalah ‘:
1.       Janganlah kamu menghilangkan (anyapuh) persanggamaan yang telah dilakukan olehku sendiri !
2.      Apabila anak itu telah lahir kemudian, maka anak tersebut kamu beri nama dan panggil dengan nama Ki Pangeran Tangkas Kori Agung
Dari hal tersebut di atas maka Tangkas lalu berkata : Maafkanlah hamba Tuanku Dewa Bhatara, apabila hamba mengambil istri Tuanku, maka hamba akan terkutuk, sehingga hamba kena tulah  dan hamba disebut langgana oleh seluruh jagat.
Kemudian berkatalah Sang raja kembali’: ”Hai kamu Tangkas janganlah kamu berpikir demikian, ini adalah perintahku dan engkau harus laksanakan“.
Karena hal ini merupakan perintah Sang raja, maka istri raja, kemudian diambil oleh Tangkas, lalu di bawa ke Badung, dan sampai di Badung, maka diadakannya suatu upacara perkawinan yang sangat besar, dengan mengundang banyak keluarga.
Setelah upacara selesai maka lama kelamaan lahirlah seorang putra laki yang sangat tampan dan gagah perkasa yang diberi nama PANGERAN TANGKAS KORI AGUNG. Oleh karena itu gembiralah wilayah Kertalangu kembali.
Di dalam beberapa sumber menyebutkan bahwa istri raja yang dianugrahkan kepada Kiyayi Tangkas pada masa mudanya bernama Ni Luh Kayu Mas, yang berasal dari keluarga Bendesa Mas. Lahirlah putra raja yang bernama Pangeran Tangkas Kori Agung di tengah-tengah keluarga Tangkas, maka secara biologis beliau adalah putra raja atau putra dalem. Akan tetapi secara adat, beliau adalah pewaris langsung dari keluarga Tangkas. Setelah Pangeran Tangkas Kori Agung menjadi remaja putra dan beliau sering datang dan menghadap Dalem di Gelgel. Melihat hal ini akhimya Sang raja meminta kepada Pangeran Tangkas Kori Agung, untuk kawin dan mengawini putri dari keturunan Arya Kepasekan, dengan tujuan agar kesatuan rakyat Bali dan keturunan dari Jawa tetap terpelihara, oleh karena Patih Arya Kepasekan adalah patih Bali yang merupakan keturunan langsung dari Arya Kepasekan yang pernah datang ke Mojopahit untuk menghadap kepada Patih Gajah Mada, bersama dengan pembesar Bali lainnya, seperti: Arya Pasek dan Patih Ulung untuk penobatan raja Bali, demi amannya Bali, dari pembrontakan-pembrontakan orang yang tidak puas terhadap Mojopahit.
Berkat usaha dari ketiga Maha Patih Bali inilah akhirnya Dalem Sri Kresna Kepakisan diorbitkan untuk menjadi raja di Bali, oleh Patih Gajah Mada.
Untuk mengenang jasa leluhur dari Arya Kepasekan ini maka diharuskannyalah Pangeran Tangkas Kori Agung, kawin dengan putrinya. Perkawinan antara Pangeran Tangkas Kori Agung dengan Putri Arya Kepasekan, lahirlah seorang putri yang bernama Gusti Ayu Tangkas Kori Agung.
Untuk melanjutkan keturunan dari Pangeran Tangkas Kori Agung dan mempererat hubungan dengan Pasek Gelgel, karena Pasek Gelgel berada di Gelgel yang mempakan pusat ibu kota kerajaan Gelgel dan Puri juga berada di Gelgel. Untuk itu demi amannya Puri dikawinkannyalah Gusti Ayu Tangkas Kori Agung dengan Gusti Agung Pasek Gelgel.
Menurut Babad Pasek yang diterjemahkan olah I Gusti Bagus Sugriwa, penerbit Toko Buku Balimas, tahun 1982, halaman 82, maka dijelaskanlah status parkawinan ini sebagai berikut:
Hai anakku Gusti Agung Pasek Gelgel, karena engkau suka kepadaku, kini bapak menyerahkan diri kepadamu, oleh karena bapak tidak mempunyai keturunan laki (tidak beranak laki-laki) kini ada seorang anakku perempuan, saudara sepupu olehmu, apabila kamu suka, bapak berilah kepadamu, Gusti Ayu. Dan  lagi ada harta benda bapak, yaitu isi rumah tangga serba sedikit, pelayan 200 orang, semuanya itu anakku menguasainya. Pendeknya engkau menjadi anak angkatku. Kemudian bapak pulang ke alam baka, supaya anakku menyelesaikan jenazahku. Yang penting permintaanku ialah agar sama olehmu melakukan upacara sebagai Bapak kandungmu sendiri, Dan peringatanku kepadamu, oleh karena dahulu ada permintaan Pangeran Mas kepada leluhur kita yaitu supaya jangan putus turunan-turunan kita dengan sebutan Bendesa Sebab supaya mudah oleh beliau kelak mengingati turunan-turunan beliau bila ada lahir dan beliau.
Kini oleh karena bapak memang berasal dari sana, sebab itu bapak minta kepadamu bila kemudian ada anugrah Tuhan kepadamu terutama kepada bapak, ada anakmu lahir dari sepupumu Ni Luh Tangkas, supaya ada juga yang memakai sebutan Bendesa Tangkas itu sampai kemudian supaya mudah leluhur kita mengingati turunan turunannya nanti di Sorga. ” (Babad Pasek oleh  I Gusti Bagus Sugriwa, Halaman 82, Tahun; 1982 ).
Demikianlah kata-kata yang dikeluarkan oleh Pangeran Tangkas Kori Agung, lalu Ki Gusti Pasek Gelgel berunding dengan saudara – saudara sepupu dan mindonnya, akhimya disetujui oleh semua saudara-saudara Pasek, sehingga akhimya terjadilah perkawinan sesuai dengan permintaan Pangeran Tangkas Kori Agung.
Jadi status perkawinan ini adalah I Gusti Pasek Gelgel selaku sentana yang kawin dengan I Gusti Ayu Tangkas Kori Agung, diupacarai sangat meriah, di rumah Tangkas Kori Agung, yang Juga hadir dalam perjamuan itu semua keluarga I Gusti Pasek Gelgel, di samping tamu yang lainnya.
Dari Perkawinan antara Gusti Ayu Tangkas Kori Agung dengan Gusti Pasek Gelgel, maka dikaruniai 4 (empat ) orang putra dengan nama yaitu:
§  Anak yang pertama bernama Pangeran Tangkas Kori Agung.
§  Anak kedua Bendesa Tangkas.
§  Anak ketiga Pasek Tangkas.
§  Anak keempat, Pasek Bendesa Tangkas Kori Agung.
Demikianlah keturunan Tangkas, yang melanjutkan keluarga Tangkas seterusnya.
Karena keluarga Tangkas terus berkembang dan sangat erat hubungannya dengnn raja dan masyarakat. Maka keluarga Tangkas mendapat tugas-tugas dari raja sebagai berikut:
1. Tangkas Kori Agung adalah pengawal terdepan dari raja lebih – lebih Bendesa Tangkas yang merupakan pengawal setia dari raja Dalem Bekung, dan ikut berperang melawan Kryan Batan jeruk, yang berontak sehingga Dalem terkepung, dimana Tangkas sebagai pengawal raja terdepan, dengan susah payah berperang dengan pasukan Batan Jeruk,y ang akhirnya pemberontakan Batan Jeruk dapat dipadamkan, dan Batan Jeruk meninggal di Bunutan.
2. Karena jasanya sebagai pengawal terdepan dari raja maka  Tangkas diberikan tanda jasa oleh raja berupa:
§  Tangkas tidak boleh dihukum mati.
§  Tidak boleh dirampas artha bendanya.
§  Bila Tangkas harus dihukum mati, maka hukuman mati dapat dilakukan dengan hukuman buangan selama satu bulan.
§  Bebas pajak.
§  Bila Tangkas harus kena denda lainnya, harus dihapuskan. Jasmat kataku, bila hakim berani melanggar, semoga terkutuk oleh Tuhan.
3. Melakukan upacara yang ada di Besakih.
PEGATEPAN
Putra dari Arya Kanuruhan yang nomor 3 (tiga ) adalah Kiyayi Pegatepan, putra beliau yang ketiga ini adalah sangat cerdas, disamping sangat tangkas.
Sebagai seorang prajurit kerajaan, maka Kiyayi Pegatepan mendapat tugas untuk mengamankan kekacauan yang ada di daerah Tianyar (bekas daerah Ki Tunjung Tutur)
Pada masa pemerintahan Dalem di Gelgel, maka pada waktu ini yang diberikan hak untuk menguasai dan mengamankan daerah Tianyar, adalah keturunan dari Sira Arya Gajah Para. Dua orang cucunya dan Sira Arya Gajah Para yaitu Kiyayi Ngurah Tianyar, dan adik kandungnya yang bernama Kiyayi Ngurah Kaler, dimana kedua kakak beradik ini mengadakan suatu persengketaan yang sangat hebat, dengan melibalkan beberapa pengikutnya di Tianyar yang menyebabkan kacaunya daerah Tianyar serta keamanan tidak terjamin.
Adapun permasalahan yang mcnimbulkan persengketaan sengit ini adalah masalah berselisih pendapat tentang jalannya pelaksanaan Upacara Pengabenan dari jenazah ayah mereka.
Dengan memuncaknya perang yang sangat hebat ini maka keamanan di daerah ini sangat menyedihkan sehingga kekacauan ini sampai ditelinga raja di Gelgel. Untuk mengamankan dan mendamaikan kedua kakak beradik ini dikirimkannyalah pasukan dari Gelgel di bawah pimpinan Kiyayi Pegatepan. Kiyayi Pegatepan tiba di Tianyar, dengan pasukan pilihan masuk menyelusup ke wilayah pertempuran, akan tetapi pcrtempuran sukar di damaian, sehingga Kiyayi Ngurah Tianyar dan adiknya Kiyayi Ngurah Kaler, keduanya gugur di medan pertempuran. Gugurnya kedua saudara ini masing – masing meninggalkan istri mereka dengan anak yang masih kecil ( bayi ). Sedangkan Kiyayi Ngurah Kaler meninggalkan istri yang sedang mengandung.
Karena gugumya kedua cucu dan Gajah Para, dan keamanan beium terjamin sepenuhnya, maka atas perintah raja Kiyayi Pegatepan ditugaskan terus di Tianyar, sampai desa tersebut betul – betul aman Karena lamanya Kiyayi Pegatepan berada di daerah Tianyar, maka makin lama makin senanglah beliau memegang wilayah tersebut dan akhirnya beliau berketetapan hati untuk tidak meninggalkan wilayah tersebut.
Di Wilayah Tianyar inilah beliau akhirnya mengambi! rabi/ istri yang nantinya melahirkan dua orang putra yang masing -masing putra beliau bernama
Putra pertama diberi nama Kiyayi egatepan Putra kedua Kiyayi Madhya Bukian.
Karena lamanya beliau tinggal di Tianyar, maka kedua putranya ini masing -rnasing menurunkan keturunannya sedemikian banyak Kelurunan inilah terus tersebar ke desa-desa, keseluruh pelosok wilayah Bali
Tianyar merupakan daerah terpencil dimana hubunqan dengan pusat, menjadi jauh sehingga penulisan dan siisilah keluarga dan Kiyayi Pegatepan tidak diuraikan lagi.
Demikianlah silsilah singkat Arya Kanuruhan, semoga cerita ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi keluarga besar ARYA KANURUHAN, mohon cerita ini disebarluaskan karena masih banyak saudara kita yang belum megetahui cerita dari leluhur kita.
(Perpustakaan Kibendesa )