Cari Blog Ini

Senin, 30 Mei 2011

SEJARAH SINGKAT DESA GERIH


Desa Gerih terletak di wilayah kedinasan Perbekelan Abiansemal,Kecamatan Abiansemal,Kabupaten Badung. Keperbekelan Abiansemal terdiri dari dua desa adat,yakni Desa Adat Abiansemal dan Desa Adat Gerih.Secara geografis desa adat Gerih adalah desa pertanian.Karena diapit oleh tanah pertanian yang subur.Utara dan barat dan selatan  desa terbentang sawah yang luas,disebelah timur desa tegalan yang cukup luas.Diapit oleh dua buah sungai,Sungai Ayung dan Sungai Bangiang.Jarak ke Kepala Desa hanya 3 km.Jarak ke Kecamatan 5 km. Jarak ke Kabupaten Badung 5 km.
Nama Desa Gerih,dijumpai dalam Prasasti Bendesa Gerih yang berangka tahun icaka 1181,dan Prasasti itu bercap Majapahit.Dalam Prasasti itu tertulis menggunakan bahasa Jawa Kuna (Kawi Bali),…Dalam Sagening memerintahkan I Gusti Ngurah Mambal dan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet untuk pergi ke barat Swecapura,bersamaan dengan itu pergi pula cucunya Pasek Gelgel,Pasek Gaduh,Ki Sangging,Pande Tohjiwa,Ki Majengan,Temesi. I Gusti Ngurah Mambal menetap di pradesa Mambal, dan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet melintas sungai Ayung dan menetap di pradesa Grih (hurup Bali) dan selanjutnya I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet menjadi akuwu di Tegal Lumbung (Grih).Keturunan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet,yang bernama Si Gde Duwara melanjutkan tugas ayahandanya menjadi Bendesa Grih untuk selamanya.
Grih ditengarai berasal dari bahasa Sansekerta Gr (kamus bahasa Sansekerta berarti “palace”= tempat tinggal ),Bahasa Kawi Gr berati “wesma”= tempat tinggal. Selanjutnya keturunan I Gusti Ngurah Pangeran Sukahet menggunakannya sebagai keturunan” Ki Bendesa Gerih” atau Bendesa Gerih untuk selamanya. Jadi nama Desa Grih lama kelamaan menjadi Gerih.
Desa Gerih terletak antara kerajaan Ubud disebelah timur,Kerajaan Mengwi di sebelah Barat dan Kerajaan Badung di sebelah selatan. Akuwu Tegal Lumbung (Gerih) memiliki tempat yang sangat strategis bagi ketika kerajaan itu.Desa Gerih menjadi rebutan ketiga kerajaan itu karena ,”wus punika malih ngewangun kayangan tiga,bale agung,gunung agung,muang pura melanting,muah pura taman kahyangan tiga kaparabin taman langgsia,puput pangaskaraning pura terepti kang pradesa,pada tan hana mambek iersia maling tan hana,palawija pada mupu,Sira Bendesa manggeh ngemban desa ning desa.Tan hana musuh saking dura negara “ Bendesa Gerih dalam keadaan sejahtera.
Kesejahteraan itu cukup lama dinikmati oleh seluruh warga.Namun ketika tahun 1876 terjadi perselisihan antara Kerajaan Badung dan Mengwi  yang berakibat terjadinya perang besar-besaran.Desa Gerih yang ketika itu dibawah kerajaan Mengwi ,para manca ikut berperang melawan “sikep” Badung.Kerajaan Mengwi kalah karena Ida Cokorde Mengwi   I Gusti Ngurah Agung Made wafat di Mengwitani,maka terjadilah penjarahan terhadap harta benda penduduk yang kalah perang. Desa Gerih menjadi bulan-bulanan sikep Badung dan akhiranya Desa Gerih dikuasai oleh sikep Badung (terdiri dari Sikep Tegal,Sikep Peguyangan,Sikep Padangsambian),seluruh harta benda dan desa dikuasai sepenuhnya.Ketika itu di tahun 1876 seluruh warga akuwu Tegal Lumbung ( Gerih) mengungsi ke desa-desa di seluruh Bali dengan “nyineb wangse”agar tidak diketahui oleh musuh. Sebagian ada yang menetap di Semate.Warga yang di Semate inilah kelak setelah aman kembali ke Desa Gerih dan mulai membangun desa Gerih kembali,dan sebagian besar menetap di  Br.Umahanyar,salah satu banjar dari tiga banjar yang ada yakni Banjar Tegal,Banjar Peguyangan .
Pada tahun 1945-1956 oleh Punggawa Distrik Abiansemal I Gusti Agung Gede Mayun  mengangkat salah satu warga Desa Gerih untuk dipercaya memimpin Desa Abiansemal-Gerih menjadi sebuah Perbekelan yakni I Gde Tunas,beliaulah pejabat pertama Perbekel Desa Abiansemal-Gerih.Suatu kebetulan pengangkatan itu permulaan terjadinya jaman revolusi pisik untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan Belanda yang sebut NICA.Masyarakat Desa Gerih ambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan itu. Desa Gerih terhimpun dalam perjuangan kemerdekaan dan bergabung dengan laskar “W4” yang berkedudukkan di Gerih. Akibatnya seluruh warga Desa Gerih di jemur oleh NICA di Latu.Banyak putra bangsa yang gugur,dan yang dinobatkan menjadi pahlawan bangsa,antara lain I Gde Layod,I Gde Lemuh,I Wayan Cokot,I Made Mirib,dan sekarang dikuburkan di Taman Pujaan Bangsa Margarana. Tahun 1956 Desa Gerih menjadi Desa Adat dibawah Perbekelan Abiansemal,dengan Kelian Desa I Gde Tunas.Dan Kelian Dinas saat itu Pekak Warni dan I Wayan Rawa.
Tahun 1966 terjadi perobahan pemerintahan akibat terjadinya Gerakan G-30-S/PKI,Desa Adat Gerih tak luput dari perobahan itu.Yang terlihat jelas terjadinya perombakan Banjar yang pada mulanya tiga Banjar yakni Banjar Tegal,Banjar Peguyangan, Banjar Umahanyar ,dirobah menjadi dua Banjar yaitu Banjar Dirgahayu, dan Banjar Purwakerta,dengan alasan efektif dan efisien.
Demikianlah selintas kilas Sejarah Desa Gerih beserta perkembangannya.

1 komentar:

  1. Jika bukan kita siapa lagi yang akan mengingat sejarah masa lalu kita,apalagi tentang sejarah desa.langka dan sangat tua.
    Telusuri asalusul desa disekitar kita.

    BalasHapus

Tri Hita Karana, tiga hal pokok penyebab kita hidup berbahagia.