Cari Blog Ini

Rabu, 27 Januari 2010

Tri Hita Karana Menjalin Kehidupan Hormonis Bermasyarakat di Bali


A.      Pengertian
Tri Hita Karana,berasal dari bahasa sansekerta.Dari kata Tri yang berarti tiga .Hita berarati sejahtera.Karana berarti penyebab.Pengertian Tri Hita Karara  adalah tiga hal pokok yang menyebabkan kesejahteraan dan kemakmuran.Konsep ini muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat di Bali. Berawal dari pola hidup Tri Hita Karana ini muncul berkaitan dengan terwujudnya suatu desa adat di Bali.Bukan saja berakibat terwujudnya persekutuan teritorial dan persekutuan hidup atas kepentingan bersama dalam bermasyarakat, juga merupakan persekutuan dalam kesamaan kepercayaan untuk memuja Tuhan atau Sang Hyang Widhi.Dengan demikian suatu ciri khas desa adat di Bali minimal mempunyai tiga unsur pokok,yakni: wilayah,masyarakat,dan tempat suci untuk memuja Tuhan/Sang Hyang Widhi.
Perpaduan tiga unsur itu secara harmonis sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman,tenteram dan damai secara lahiriah maupun bathiniah.Seperti inilah cermin kehidupan desa adat di Bali yang berpolakan Tri Hita Karana.

B.      Bidang Garapan Tri Hita Karana
Adapun bidang garapan Tri Hita Karana dalam kehidupan bermasyarakat ,adalah sebagai berikut:
1.       Bhuana atau Karang Desa ,Alam atau wilayah teritorial dari suatu desa adat yang telah ditentukan secra definitif batas kewilayahannya dengan suatu upacara adat keagamaan.
2.       Krama Desa Adat,yaitu kelompok manusia yang bermasyarakat dan bertempat tinggal di wilayah desa adat yang dipimpim oleh Bendesa Adat serta dibantu oleh  aparatur desa adat lainnya, seperti kelompok Mancagra ,Mancakriya dan Pemangku, bersama-sama masyarakat desa adat membangun keamanan dan kesejahteraan.
3.       Tempat Suci adalah tempat untuk menuja Tuhan/Sang Hyang Widhi .Tuhan/Sang Hyang Widhi sebagai pujaan bersama yang diwujudkan dalam tindakan dan tingkah laku sehari-hari.Tempat pemujaan ini diwujudnyatakan dalam Kahyangan Tiga .Setiap desa adat di Bali wajib memilikinya. Kahyangan Tiga itu adalah : Pura Desa, Pura Puseh,Pura Dalem. Kahyangan Tiga di desa adat di Bali seolah-olah merupakan jiwa dari Karang Desa yang tak terpisahkan dengan seluruh aktifitas dan kehidupan desa.
C.      Manfaat Tri Hita Karana Dalam Kehidupan Sehari-hari dalam Rangka Melestarikan Lingkungan Hidup.
Di dalam kehidupan masysrakat Hindu di Bali ,kesehariannya menganut pola Tri Hita Karana.Tiga unsur ini melekat erat setiap hati sanubari orang Bali. Penerapannya tidak hanya pada pola kehidupan desa adat saja namun tercermin dan berlaku dalam segala bentuk kehidupan berorganisani,seperti organisani pertanian yang bergerak dalam irigari  yakni Subak .Sistem Subak di Bali mempunyai masing-masing wilayah subak yang batas-batasnya ditentukan secara pasti dalam awig-awig subak .Awig-awig memuat aturan-aturan umum yang wajib diindahkan dan dilaksanakan,apabila melanggar dari ketentuan itu akan dikenakan sanksi hukum yang berlaku dalam persubakan.Tri Hita Karana persubakan menyangkut adanya ,ada sawah sebagai areal,ada krama subak  sebagai memilik sawah, dan ada Pura Subak,atau Ulun Suwi tempat pemujaan kepada Tuhan/Sang Hyang Widi dalam manisfestasi sebagai Ida Batari Sri,penguasa kemakmuran.
Desa adat terdiri dari kumpulan kepala keluarga-kepala keluarga,mereka bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarganya.Setiap keluarga menempati karang desa yang disebut karang sikut satak,Disinilah setiap keluarga mengatur keluarganya. Kehidupan mereka tak lepas dari pola kehidupan Tri Hita Karana.Di setiap rumah/karang desa yang didiami di Timur Laut pekarangan ada Pemerajan/Sanggah Kemulan(Utama Mandala) tempat pemujaan Sang Hyang Widhi oleh keluarga. Bangunan Bale Delod tempat kegiatan upacara,dapur,rumah ada di madya mandala.Dan Kori Agung,Candi Bentar,Angkul-angkul,sebagai pintu masuk pekarangan terletak di batas luar pekarangan.Di samping itu ada teba letaknya di luar pekarangan sikut satak yakni untuk bercocok tanam seperti pisang,manggis,pepaya dan nangka,dan tempat memelihara hewan seperti ayam,babi,sapi,kambing dan lainnya untuk sarana kelengkapan upacara adat .
Setiap unit kehidupan masyarakat Hindu di Bali selalu di atur menurut pola konsepsi Tri Hita Karana. Pola ini telah mencerminkan kehidupan yang harmonis bermasyarakat di Bali. Tidak saja dicermikan dalam kehidupan orang Bali saja,juga kepada mereka yang bukan orang Bali akan diperlakukan sama oleh orang Bali. Banyak para peneliti mancanegara mengadakan penelitian tentang pola kehidupan ini. Sistemnya memang beda dan unik dibandingkan dengan masyarakat lain di Indonesia.
Demikian adanya penerapan konsepsi  Tri Hita Karana dalam kehidupan masyarakat Hindu khususnya di Bali.Bilamana penerapan Tri Hita Karana ini dapat ditebarkan dalam wilayah yang lebih luas di luar sana ,dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh niscaya kesejahteraan,kemakmuran,dan kerahayuan memungkinkan terwujud secara nyata.Hidup rukun sejahtera dirghayu dirgayusa,gemah ripah loh jiwani.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tri Hita Karana, tiga hal pokok penyebab kita hidup berbahagia.